Nakita.id - Bagi anak-anak pada usia aktif pastinya tiada hari tanpa berulah, seperti bermain, berlari, terjatuh, kemudian menangis.
Untuk masalah kecil ini, Moms pasti memakluminya.
Namun, saat anak memukul atau menggigit temannya hingga menangis, kita tentu perlu menasehatinya.
Sayangnya di sela-sela kata nasihat, mungkin Moms pernah sesekali membandingkan anak dengan anak lain.
Kecenderungan orangtua untuk membanding-bandingkan anaknya sendiri dengan anak orang lain sebetulnya berangkat dari naluri manusia paling dasar.
Manusia memang tidak pernah lepas untuk membandingkan sesuatu dengan yang lain.
Ini sejatinya merupakan cara berpikir yang rasional untuk bisa mengetahui dan membedakan mana yang baik dan buruk.
Suka atau tidak suka, semua ini terjadi di alam bawah sadar Moms.
Itu kenapa orangtua sering kali “keceplosan” membandingkan anaknya dengan teman-teman sepantarannya, dengan tujuan agar anak bisa berubah jadi pribadi yang lebih baik lagi setelah diberi “contoh”.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Source | : | huffingtonpost.in |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR