Nakita.id - Bagi anak-anak pada usia aktif pastinya tiada hari tanpa berulah, seperti bermain, berlari, terjatuh, kemudian menangis.
Untuk masalah kecil ini, Moms pasti memakluminya.
Namun, saat anak memukul atau menggigit temannya hingga menangis, kita tentu perlu menasehatinya.
Sayangnya di sela-sela kata nasihat, mungkin Moms pernah sesekali membandingkan anak dengan anak lain.
Kecenderungan orangtua untuk membanding-bandingkan anaknya sendiri dengan anak orang lain sebetulnya berangkat dari naluri manusia paling dasar.
Manusia memang tidak pernah lepas untuk membandingkan sesuatu dengan yang lain.
Ini sejatinya merupakan cara berpikir yang rasional untuk bisa mengetahui dan membedakan mana yang baik dan buruk.
Suka atau tidak suka, semua ini terjadi di alam bawah sadar Moms.
Itu kenapa orangtua sering kali “keceplosan” membandingkan anaknya dengan teman-teman sepantarannya, dengan tujuan agar anak bisa berubah jadi pribadi yang lebih baik lagi setelah diberi “contoh”.
Namun meski wajar dan sudah biasa, apakah cara seperti ini baik buat anak?
Membandingkan anak dengan temannya mungkin bisa memberikan dirinya gambaran bagaimana seharusnya mereka bersikap.
Jika nasehat seperti ini ditanggapi secara positif oleh anak, ia akan termotivasi untuk mengubah dirinya jadi lebih baik.
Tetapi, hanya sebagian kecil anak yang menanggapi nasihat orangtua dengan cara demikian.
Anak-anak tidak suka menerima kritikan, juga belum begitu mengerti bagaimana harus merespon kritikan.
Kemungkinan terburuk yang akan terjadi pada anak jika kita sering membandingkannya, antara lain:
1. Anak jadi berpikiran negatif
Awalnya anak mungkin terpacu untuk menjadi lebih baik.
Namun jika Moms tidak pernah mengapreasiasi usahanya dengan terus membandingkan anak dengan yang lain, ia jadi tidak pernah merasa bangga dan puas dengan apa yang dilakukannya.
Ia akan dirundung dengan pikiran negatif bahwa ia tidak akan pernah sukses karena terus cemas dan takut gagal.
Akibatnya, ia jadi tidak percaya pada kemampuan dirinya sendiri dan semakin terpuruk.
2. Anak meragukan dirinya sendiri
Hanya dengan terus membandingkan tanpa benar-benar memberikan kesempatan untuk mereka memperbaiki diri, lambat laun akan membuat anak cenderung meragukan dirinya sendiri.
Terutama begitu tahu ada orang lain yang lebih unggul dari dirinya.
Moms bisa membantu anak berubah menjadi orang yang lebih baik tanpa harus membanding-bandingkan dirinya.
Caranya cukup dengan memberi tahu apa yang seharusnya ia lakukan dan terus membimbingnya supaya dapat berubah.
3. Anak merasa cemburu
Siapa bilang cemburu hanya terjadi pasangan saja? Anak-anak juga bisa merasakannya.
Saat Moms terus membandingkan dirinya dengan anak lain yang lebih baik, anak tentu jadi merasa cemburu karena ada orang yang jelas-jelas “difavoritkan” oleh orangtuanya sendiri.
Kecemburuan yang terpupuk sejak kecil tidak baik untuk kesehatan jiwa anak karena dapat menimbulkan kebencian, permusuhan, atau kekecewaan mendalam baik pada diri sendiri maupun orangtua dan teman-temannya.
Bobo Fun Fair dan Jelajah Kuliner Bintang Jadi Ajang Nostalgia di Uptown Mall BSBCity Semarang
Source | : | huffingtonpost.in |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR