Nakita.id - Demam merupakan suatu hal lumrah yang dapat menyerang Si Kecil.
Demam yang terlalu tinggi juga bisa menyebabkan Si Kecil kejang Moms.
Melansir webmd.com kejang dapat terjadi apabila demam yang dialami Si Kecil mencapai tempratur diatas 38-40 derajat Celcius.
Kejang bisa juga disebabkan oleh seberapa cepat demam Si Kecil meningkat.
Baca Juga: Kejang Demam Pada Anak : Belum Ada Pengobatan yang Aman dan Efektif
Kejang demam dapat menimpa Si Kecil yang berusia tiga bulan sampai enam tahun.
Meski pada umumnya kejang demam sering dialami oleh anak yang berusia 1-1,5 tahun.
Si Kecil yang rentan mengalami Kejang demam biasanya disebabkan dari faktor riwayat keluarga.
Kemungkinan besar pula ketika sudah pernah mengalami kejang demam Si Kecil akan berpotensi mengalaminya kembali di lain waktu.
Kejang demam biasanya terbagi menjadi dua jenis kejang sebagai berikut:
1. Kejang sederhana
Kejang sederhana adalah yang paling umum terjadi dan biasanya berakhir dalam satu atau dua menit. Namun juga dapat terjadi selama 15 menit.
Baca Juga: Kejang Demam Pada Anak : Kejang Demam Dapat Sebabkan Epilepsi?
2. Kejang kompleks
Kejang kompleks merupakan kejang yang sangat jarang terjadi. Kejang ini bisa bertahan lebih dari 15 menit.
Ditandai dengan tubuh anak yang bergetar dan juga lengan atau kakinya yang terlihat lemas.
Kejang kompleks merupakan masalah besar yang memerlukan pemeriksaan tambahan di rumah sakit.
Baca Juga: Kejang Demam Pada Anak : Gangguan ini Sering Menyerang Anak 3 Bulan Hingga 5 Tahun
Kejang demam juga dapat ditandai dengan beberapa gejala berikut:
- Tubuh yang gemetar kencang.
- Demam mencapai 100,4 atau bahkan lebih.
- Mata yang berputar
- menangis dan juga mengerang
- Kehilangan kontrol usus atau kantung kemih
Baca Juga: Hati-Hati! Kejang Demam Berkepanjangan Dapat Ganggu Kecerdasan Anak
- Lidah atau mulut Si Kecil yang berdarah karena menggigit.
Nah Moms apabila Si Kecil mengalami demam ada baiknya Moms bersikap tenang namun tetap tidak menganggap remeh.
Apabila demamnya semakin memburuk segeralah bawa Si Kecil ke dokter agar tidak terjadi resiko yang lebih berbahaya.
Source | : | webmd.com |
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR