Nakita.id - Banyak mitos yang berkembang tentang tanda-tanda mengandung anak laki-laki.
Mulai dari kondisi kulit, morning sickness, dan masih banyak lagi mitos lain yang dipercaya sebagai tanda-tanda mengandung anak laki-laki.
Di zaman yang serba canggih ini, untuk mengetahui jenis kelamin janin dalam kandungan bukanlah hal yang mudah.
Baca Juga: Sederet Mitos Tanda-tanda Mengandung Anak Lelaki, Berikut Fakta yang Moms Perlu Ketahui
Akan tetapi, setiap orang pasti tetap memiliki insting tentang bayi yang di dalam kandungan, terutama ayah atau ibunya.
Salah satu yang kerap dipercaya dan bahkan selalu terjadi ialah kepercayaan bahwa ibu hamil yang sering ngidam, artinya ia sedang mengandung anak laki-laki.
Benarkah hal demikian bukanlah sebatas mitos?
Mengutip dari Whattoexpect, ibu hamil di Amerika Serikat memiliki anak laki-laki setelah masa kehamilannya ia memiliki nafsu makan yang meningkat.
Bahkan, 244 ibu hamil anak laki-laki memiliki kebiasaan makan yang lebih dari hamil anak perempuan.
Hal ini karena kelahiran bayi memiliki kalori lebih tinggi, yakni sekitar 10 persen perhari.
Tak heran bila bayi laki-laki memiliki berat 100 gram lebih berat dibandingkan bayi perempuan.
Mengutip dari Newscientist.com, Dimitrios Trichopoulos, seorang ahli epidemiologi di Universitas Harvard membenarkan hal tersebut dan kaitannya dengan teori evolusi.
"Manusia, seperti beberapa hewan lain, memiliki dimorfisme seksual - di mana jantan lebih besar dari betina," ujar Trichopoulos.
"Ini mungkin masuk akal secara evolusi karena hingga saat ini pria terbiasa bersaing untuk wanita - pria yang lebih besar mengalahkan pria yang lebih kecil. Rupanya ini dimulai di dalam rahim."
Baca Juga: Ciri-ciri Hamil Anak Perempuan, akan Muncul Berbagai Perubahan Tubuh Seperti Ini
Oleh karena itu, banyak orang percaya bila saat hamil, seorang perempuan yang lebih sering ngidam dan juga lebih sering makan akan berpeluang memiliki anak laki-laki.
Meski begitu, Trichopoulos tidak bisa menyangkal bila kepercayaan tersebut dianggap bukanlah salah satu tanda yang mencolok dan dapat dijadikan acuan.
"Tampaknya secara biologis sangat penting - tetapi apakah itu memiliki implikasi praktis bagi masyarakat modern, saya tidak begitu yakin," tambahnya.
Dalam jurnal penelitiannya, yang dimuat di British Medical Journal, Trichopoulos mengatakan hasil tim penelitiannya menunjukkan bahwa janin laki-laki akan memberi sinyal kepada ibunya untuk makan lebih banyak.
Ia mengatakan satu cara yang jelas janin laki-laki mungkin melakukan ini adalah dengan sekresi testosteron.
Baca Juga: Tidak Alami Mual Saat Kehamilan, Apakah Termasuk Ciri-ciri Hamil Anak Laki-laki?
Sekresi testosteron tersebut cenderung meningkatkan metabolisme terbentuknya testis janin.
Kondisi tersebut berlangsung melalui plasenta.
Sebelumnya para ilmuwan tidak yakin apakah bayi laki-laki lebih besar saat lahir.
Hal tersebut belum bisa dipastikan karena seorang perempuan hamil menggunakan energi lebih efisien ketika dia mengandung anak laki-laki, atau apakah dia hanya makan lebih banyak.
Biasanya, perempuan yang membawa anak laki-laki memang memiliki asupan energi harian rata-rata 9025 kilojoul.
Sementara itu, saat hamil anak perempuan hanya dibutuhkan 8259.
Artinya, kedua situasi tersebut memiliki perbedaan sekitar 200 kalori sehari.
Asupan energi yang lebih tinggi adalah "lintas papan", kata Trichopoulos.
Baca Juga: Breakout dan Wajah Berminyak Jadi Tanda-tanda Hamil Anak Perempuan? Ini Penjelasannya
Ibu hamil yang membawa janin laki-laki memiliki asupan protein 8,0 persen lebih tinggi, asupan karbohidrat 9,2 persen lebih tinggi, asupan lemak hewani 10,9 persen lebih tinggi dan asupan lemak nabati 14,9 persen lebih tinggi.
Dia berspekulasi bahwa temuan itu bisa jadi 'sinyal' bila perempuan hamil yang sering ngidam dan bahkan memiliki nafsu makan yang cenderung meningkat akan lebih berpeluang hamil anak laki-laki daripada perempuan.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | newscientist.com,whattoexpect.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR