Nakita.id - Beberapa waktu lalu, di media sosial sempat beredar video kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan seorang perempuan pada pasangannya.
Video tersebut awalnya viral di media sosial Instagram dan menjadi perhatian masyarakat.
Dalam video yang beredar, seorang wanita dengan sengaja merekam aksinya memukul sang suami yang sedang mengidap stroke.
Tak hanya memukul, sang istri berkali-kali menyampaikan berbagai keluhannya.
Sang pria terlihat mengeluh dan mengeluarkan beberapa kata, sayangnya karena penyakit yang dideritanya, tak terdengar jelas apa yang ia ucapkan.
Tak butuh waktu lama, polisi akhirnya menemukan siapa pelaku dan korban dalam video viral tersebut.
Mengutip dari Kompas.com, peristiwa itu terjadi di kawasan Pantai Mutiara, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
Kapolsek Metro Penjaringan AKBP Imam Rifai membenarkan peristiwa tersebut.
"Kejadian itu terjadi pada tanggal 11 Desember 2019 di wilayah Penjaringan," kata Imam Rifai di Mapolres Metro Jakarta Utara, Selasa (17/12/2019).
Polisi kemudian datang ke TKP dan menemukan pelaku yang merupakan istri korban.
Polisi kemudian menginterogasi sang istri.
Namun, saat diinterogasi, wanita itu terindikasi mengalami stres atau gangguan jiwa.
"Kemudian oleh anggota diarahkan yang bersangkutan ke Rumah Sakit Jiwa di Grogol. Dari rumah sakit dinyatakan perlu observasi selama kurang lebih dua minggu," ujar Imam.
Imam juga menyebutkan, akibat tindak penganiayaan itu, sang suami dirawat jalan di Rumah Sakit Atmajaya.
Setelah dilakukan penyidikan lebih lanjut, sang istri yang kemudian diketahui berinisial MF merupakan istri kedua dari korban.
MF dinikahi oleh suaminya pada 2014 lalu secara siri dan kini dikaruniai seorang anak yang berusia satu tahun.
"Adiknya korban itu (mengatakan) bahwa korban ini baru nikah siri dengan si istrinya. Dia dulu pernah punya istri, istri pertama itu cerai," kata Kanit Reskrim Polsek Metro Penjaringan Kompol Mustakim di kantornya, Rabu (18/12/2019), melansir dari Kompas.com.
Insiden gangguan jiwa atau stres yang diderita seseorang karena terlalu lelah merawat memang kerap terjadi.
Mengutip dari Kompas.com, seorang cargiver atau seseorang yang merawat anggota keluarganya yang sakit memang bukan hal mudah.
Menurut ahli kesehatan jiwa Dr Dharmawan SPKJ, menjadi seorang caregiver memang menguras energi dan emosi.
Ia memaparkan, wanita dalam video tersebut terlihat mengalami exhausted atau kelelahan yang menyebabkannya mengalami stres.
Tak heran bila sang istri mengalami kelelahan yang mengakibatkan stres.
"Merawat orang sakit sendirian itu memang melelahkan. Mangkanya harus ada yang membantu. Tapi dalam video itu, kita tidak bisa menilai apa wanita tersebut mendapat bantuan saat merawat suaminya atau dia melakukan semuanya sendirian," ucapnya.
Baca Juga: Si Kecil Susah Menerima Pelajaran di Sekolah ? Bisa Jadi Efek Stres Saat di Kandungan
Untuk merawat orang sakit, kata Dr Dharmawan, butuh bantuan home care atau perawat pendukung yang disediakan di rumah.
"Kita tidak bisa menyalahkan salah satu pihak. Bagaimanapun juga, menjadi caregiver itu tugas berat. Apalagi, seorang caregiver juga punya tugas-tugas lain yang harus ia kerjakan," tambahnya.
Untuk menghindari kelelahan saat menjadi seorang caregiver, Dr Dharmawan menyarankan kita untuk tak segan meminta bantuan kepada orang lain agar bisa menyediakan waktu merenung.
"Seorang caregiver harus punya waktu untuk menyepi atau mengambil jarak sebentar saja agar bisa melihat dengan jelas langkah-langkah apa yang bisa diambil selanjutnya," ucap dia.
Baca Juga: Pakar Kejiwaan Sebut Nikita Mirzani Alami Gangguan Kejiwaan, Nikita:
Waktu untuk menyepi atau mengambil jarak tersebut bisa dimanfaatkan dengan melakukan me time, meditasi, atau apapun agar memberi ruang bagi seorang caregiver melepas ketegangan dalam dirinya.
"Minimal setiap harinya seorang caregiver harus punya waktu sebentar saja untuk menyepi atau mengambil jarak diri," tambahnya.
Untuk layanan home care di Indonesia, biasanya dilakukan oleh para pekerja sosial medis.
Tapi sayangnya, Dr Dharmawan mengungkap jasa pekerja sosial medis di Indonesia kurang dimanfaatkan.
"Sayangnya, di Indonesia ini pemanfaatan pekerja sosial medis ini kurang," ucap Dr Dharmawan.
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR