Nakita.id - Demam berdarah merupakan penyakit yang sudah tak asing lagi di negara tropis.
Banyak orang tak sadar bahwa telah terjangkit virus yang berasal dari nyamuk Aedes aegypti ini karena gejala yang tidak kentara, hanya demam biasa.
Belum lama ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menginstruksikan para dokter untuk menghentikan sementara pemberian vaksin dengue.
Hal ini menyusul publikasi hasil riset Sanofi Pasteur, perusahaan farmasi asal Prancis yang menyatakan bahwa vaksin dengue degvaxia berpotensi menimbulkan efek negatif pada seseorang yang belum pernah terkena demam berdarah. Vaksin tersebut dinilai dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Dikutip dari The Independent, Filipina bahkan telah menangguhkan program vaksinasi, setelah adanya peringatan bahwa vaksin demam berdarah dengue (DBD) yang diberikan ke 733.000 anak sepanjang 2016 dapat memicu penyakit yang lebih parah.
Penangguhan pemberian vaksin kabarnya akan berlanjut dengan melayangkan tuntutan kepada perusahaan asal Prancis tersebut karena merilis vaksin tanpa memberitahukan batasan penggunaan yang tepat.
IDAI sendiri sebelumnya telah merekomendasikan pemberian vaksin demam berdarah pada anak berusia 9-16 tahun, disebabkan adanya peningkatan kasus demam berdarah di Indonesia.
Lebih lanjut, IDAI akan memulai kajian ilmiah lebih rinci mengenai pemberian vaksin DBD. Bayi dan anak yang telah diberi vaksin dengue diharapkan memeriksakan diri ke dokter spesialis anak untuk dipantau lebih lanjut.
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR