Nakita.id - Laporan PBB yang berjudul “Born Too Soon, The Global Action Report on Preterm Birth” menyebutkan, 15 juta bayi lahir prematur setiap tahun di seluruh dunia.
Di antaranya, lebih dari satu juta bayi meninggal karena komplikasi akibat lahir prematur.
Indonesia menempati peringkat ke-5 negara dengan jumlah bayi prematur terbanyak di dunia.
Normalnya janin“matang” pada usia kehamilan 37—40 minggu (dihitung dari hari pertama haid terakhir/HPHT), sehingga siap lahir di antara waktu tersebut.
Namun, bila kurang dari usia 37 minggu sudah lahir, disebut lahir prematur.
Baca Juga: Perhatikan Ini Jika Moms Ingin Memberikan MPASI Pada Si Kecil
Ada beberapa kondisi ibu yang termasuk dalam salah satu penyebab kelahiran prematur, seperti berikut ini:
1. Usia
Usia Ibu yang terlalu muda akan meningkatkan risiko kelahiran prematur, mengingat organ-organ kandungan belum matang sempurna.
Sebaliknya, hamil di usia yang terlalu tua juga akan meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Sebab, pada usia lanjut Moms lebih cenderung memiliki masalah kesehatan lain, seperti diabetes atau hipertensi yang berpotensi memicu komplikasi berujung pada kelahiran prematur.
2. Stres
Moms yang mengalami stres juga dapat memicu kelahiran prematur.
Stres berat menyebabkan perubahan jangka panjang pada sistem aliran darah dan jumlah hormon dalam tubuh serta kemampuan tubuh melawan infeksi.
Hal-hal ini meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Dukungan dari pasangan sangat dibutuhkan agar Moms dapat mengatasi, bahkan terhindar dari stres.
3. Melahirkan banyak anak
Moms yang telah melahirkan banyak anak, misalnya di atas lima kali, maka rahim sudah tidak kuat saat mengandung anak keenam dan seterusnya.
Melahirkan anak lebih dari empat kali disebut grande multipara dan kehamilan yang terjadi setelahnya cenderung berisiko tinggi, termasuk mengalami kelahiran prematur.
4. Infeksi
Infeksi yang diidap ibu hamil, seperti infeksi saluran kemih (ISK) dan infeksi jamur di vagina dapat berpotensi menyebabkan bayi lahir prematur.
Gejala ISK antara lain: rasa seperti terbakar saat berkemih, sakit di seputar panggul/pusar, urine terlihat keruh dan berbau tak seperti biasanya.
Sedangkan gejala infeksi jamur di vagina, antara lain: rasa gatal, bibir vagina dan seputarnya tampak merah, sakit saat berhubungan intim,serta keluar cairan vagina yang tidak berbau, berwarna putih, dan lengket.
Menurut sejumlah penelitian, infeksi diduga menyebabkan sekitar 40% kelahiran prematur.
Karena itu, ibu hamil yang mengalami keputihan harus segera memeriksakan keadaannya ke dokter obgin.
Jangan sampai infeksi merusak suasana mulut rahim sehingga mudah terjadi pembukaan dan pengeluaran isi rahim.
Untuk ISK, seringkali tak disertai gejala, sehingga pada trimester 2 ini, Ibu harus minta tes urine lengkap saat konsultasi ke dokter obsgin.
Jika terdeteksi ada bakteri yang berpotensi menimbulkan infeksi, dapat segera diobati.
Biasanya cukup dengan antibiotik sederhana yang aman untuk ibu hamil.
Itulah faktor pada Moms yang bisa menyebabkan elahiran prematur.
Moms mungkin bisa menghindari kelahiran prematur dengan mencegah terjadinya hal-hal diatas.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Nakita |
Penulis | : | Nur Marufah Saniati |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR