Nakita.id - Moms, terkadang kita selalu mempercayai hal-hal yang beredar mengenai kesehatan, seperti ketika Si Kecil menonton televisi terlalu dekat menyebabkan mata rusak, kopi untuk Dads dapat menyebabkan pengeroposan tulang hingga gula sebagai penyebab diabetes.
Baca juga: 5 Mitos Seputar Menstruasi yang Banyak Dipercaya Ini Fakta Atau Hoax?
Kesalahan-kesalahan ini terkadang sering kita temukan di berbagai pesan singkat dari teman-teman dan kerabat, yang Moms tidak tahu apakah itu benar apa tidak.
Akibatnya, Moms mempercayai hal-hal tersebut, tanpa tahu sumber dari mana berasal hingga pakar yang terkait mengenai isi pesan didalamnya.
Kesalahan-kesalahan ini harus dihentikan, jika tidak terjebak terlalu jauh di dalamnya.
Berikut ini 5 mitos Kehatan yang dipercaya ternyata Hoax
1. Kebanyakan micin merusak kecerdasan
Rasa gurih pada MSG terkadang memberikan reputasi buruk selama ini, namun peneliti mengungapkan bahwa mitos tentang MSG tidak benar dan aman di konsumsi dalam batas yang wajar.
Baca juga: 5 Hal Seputar Melahirkan dengan Water Birth Ini Ternyata Hanya Mitos Belaka
Dilansir dalam laman Kompas.com, glutamat dalam penyedap rasa punya banyak reseptor yang ada di hipotalamus.
Karena itu, efek kebanyakan glutamat di otak bisa membahayakan.
Reseptor-reseptor dalam otak jadi terangsang secara berlebihan akibat kadar glutamat yang tinggi.
Untuk itu, penggunaan MSG harus dibatasi dalam mengkonsumsinya
Mitos mengenai MSG yang berkembang di masyarakat disebabkan oleh mitos yang sudah dilemparkan ke masyarakat dan di percayainya secara turun temurun.
Faktanya mitos itu tidak terbukti secara ilmiah dan banyak penelitian mengungkap bahwa MSG aman dikonsumsi.
2. Menonton televisi terlalu dekat merusak mata
Mitos mengenai ini masih ada hingga sekarang, mungkin termasuk Moms?
Ketika Si Kecil menonton televisi terlalu dekat, terkadang Moms akan melarangnya untuk menjauh karena bisa merusak mata.
Menonton televisi terlalu dekat tidak akan berakibat fatal, namun bukan berarti sangat aman.
Kemungkinan yang akan terjadi bila Si Kecil menonton terlalu dekat akan menimbulkan rasa pusing di kepala hingga mata lelah.
Baca juga: Catat! Ini 3 Mitos Melahirkan yang Ternyata Disalahkan Para Ahli
Menurut Dr. Darria Long Gillespie, MD, yang merusak mata adalah durasi menonton yang terlalu lama.
3. Perawan ditandai oleh selaput darah
Budaya Indonesia menyakini bahwa tanda perempuan perawan ditandai selaput darah
Namun ternyata, mitos ini tidak benar dan tidak semua memiliki selaput darah pada vagina.
Selaput dara adalah lapisan kulit yang sangat tipis, merentang di vagina wanita.
Lapisan ini dapat menutupi seluruh atau sebagian mulut vagina.
Selaput darah bisa saja sobek dalam segala aktivitas misalnya olahraga, cedera dan ketika pemeriksaan vagina ini dikarenakan lapisan kulit yang terlalu tipisnya.
Selaput darah juga memiliki lubang atau pori yang bervariasi sehingga tidak semua wanita merasakan nyeri ketika mengeluarkan darah.
Untuk itu lah kenapa perawan tidak selalu ditandai dengan selaput darah.
4. Kopi dapat mengeroposkan tulang
Banyak peneliti tidak menemukan korelasi kopi dengan kondisi tulang seseorang.
Peneliti telah melihat bahwa peningkatan konsumsi kafein sangat sedikit dalam penyerapan kalsiun, tetapi dampaknya sangat kecil jika diimbangi dengan mengonsumsi susu lebih banyak.
Dilansir dalam laman kompas.com, bahwa kopi dapat menghalangi penyerapan kalsium dalam tubuh. Maka konsumsi kopi sebaiknya tidak lebih dari satu cangkir per hari, dan diminum jangan setelah waktu makan.
Baca juga: 4 Pantangan untuk Ibu Menyusui Ini Hanyalah Mitos Belaka
Untuk itu, jika ingin meminum kopi akan lebih baik diimbangi dengan meminum susu.
5. Gula menyebabkan hiperaktif
Mitos ini banyak beredar tetapi tidak ada bukti yang jelas.
Para peneliti saat ini belum mampu membuktikan adanya klaim tersebut.
Mitos ini banyak beredar dan dibagikan secara luas tanpa bukti ilmiah. Para peneliti hingga saat ini belum mampu mendapatkan bukti dari serangkaian studi untuk mendukung klaim ini.
Mitos ini muncul tahun 1974, ketika Dr William Crook menulis surat kepada American Academy of Pediatrics. "Hanya dalam tiga tahun terakhir saya telah menyadari bahwa gula merupakan penyebab utama dari hiperaktif," isi dalam surat itu.
Sebuah surat bukan penelitian ilmiah dan menurut National Institute of Mental Health: "Ide bahwa gula halus menyebabkan gejala ADHD atau berakibat sangat buruk sangat populer, tapi teori ini lebih populer daripada pendukung ilmiahnya."
Mitos ini tidak ada penelitian secara langsung, tetapi berdasarkan teori bahwa konsumsi gula menyebabkan jumlah kalori berlebihan.
Dengan jumlah kalori yang banyak, akan memaksakan Si Kecil untuk sering bergerak untuk membakar kalori.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Ria Rizki Agustina |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR