Nakita.id - Belakangan publik dibuat geger dengan kemunculan sebuah 'Keraton'.
Tak ada angin tak ada hujan, kemunculan sekelompok orang tersebut menamakan diri sebagai Keraton Agung Sejagat.
Sekelompok orang tersebut mendirikan 'kerajaan' di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Purworejo, Jawa Tengah yang tentu membuat warga resah.
Bukan tanpa alasan, keresahaan warga timbul karena sekelompok orang yang menjadi bagian dari Keraton Agung Sejagat ini menngaku diri bahwa kerajaan yang mereka bangun berdiri setelah 500 tahun berakhirnya masa kerajaan Majapahit.
Tak tanggung-tanggung, anggota Keraton Agung Sejagat ini sudah mencapai 450 orang.
Laiknya sebuah kerajaan yang memiliki Raja dan Ratu.
Totok Santosa Hadiningrat disebut menjadi pemimpin Keraton Agung Sejagat.
Lalu, Dyah Gitaraja yang tak lain adalah istri Totok Santosa Hadiningrat sebagai Kanjeng Ratu.
Totok sendiri juga memproklamirkan Keraton yang dipimpinnya melalui media sosial, Moms.
"Kita umumkan pada dunia bahwa Keraton Agung Sejagat sebagai induk daripada seluruh Kingdom State Tribune Koloni yang ada di seluruh dunia ini, menyatakan sebagai juru damai terhadap konflik yang terjadi di seluruh dunia," ungkap Totok dikutip Nakita.id dari Kompas.com.
Enggan dituding sebagai kelompok sesat, seorang bernama Resi Joyodiningrat menegaskan bahwa hal yang dikhawatirkan warga selama ini salah besar.
Resi Joyodiningrat sendiri disebut sebagai penasihat Kerajaan Agung Sejagat.
Tak tanggung-tanggung, Keraton Agung Sejagat disebut sudah memiliki wilayah kekuasaan di seluruh dunia, tak terbatas di Purworejo saja.
Kelompok yang tergabung dalam Keraton Agung Sejagat ini juga menyakralkan sebuah kolam.
Tak hanya itu saja, di dalam bangunan Keraton pun terdapat sebuah batu prasasti bertuliskan huruf jawa.
Prasasti tersebut disebut dengan Prasasti I Bumi Mataram.
Fenomena ini ternyata juga disoroti oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Ia menghimbau agar keberadaan kelompok tersebut tidak meresahkan warga sekitar.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR