Hipertensi sendiri dibedakan menjadi dua, yakni ringan dan kronis.
Dilansir dari Kompas.com, ibu hamil yang mengalami hipertensi parah berisiko alami pendarahan saat kehamilan ataupun persalinan.
Yang menyebabkan janin mengalami toksimia, serat kekurangan oksigen dan nutrisi.
Akibatnya asupan yang seharusnya didapat justru terhambat lantaran aliran darah ke plasenta turun.
Baca Juga: Pertambahan Berat Badan Ideal Saat Hamil Bisa Diketahui Lewat Rumus Ini, Catat Moms!
"Jika hipertensi memasuki tahap preeklamsia ibu hamil bisa kejang. Lebih buruknya bisa stroke karena pembuluh darah di otak pecah," ujar Benny Johan Marpuang, doker spesialis kandungan dan kebidanan dikutip dari Kompas.com.
Dampak buruknya, bayi akan mengalami kecacatan sebab kurangnya gizi yang didapatkan.
Risiko terburuk yang mungkin saja terjadi adalah kematian, baik janin maupun ibu.
"Bahaya lainnya adalah plasenta solusio atau plasenta copot dari dinding rahim. Rahim pendarahan bisa keguguran atau janin mati," ujar Benny.
Source | : | Healthline,kompas |
Penulis | : | Ela Aprilia Putriningtyas |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR