Bila rumah tangga dikhianati, pasti ada yang menjadi korban, dan pelakunya menurutnya akan mendapatkan karma.
"Dikhianati itu nggak enak banget, dan kalo dikhianati nggak enak banget, ada bahasa terzalimi. Nah yang menzalimi itu biasanya dapet karma. Ya bukan karma sih, ya tabur tuai, siapa yang menanam angin dia yang menuai badai," tukasnya.
Sarita mengaku tak bisa menjaga suaminya selama 24 jam, sehingga imanlah yang harusnya menjadi pegangan.
Jika seorang pria tak kuat imannya, maka hasutan pelakor akan dengan mudah merusak rumah tangga pria itu.
Kalau pun ingin berpoligami, menurut Sarita tak seharusnya memilih 'wanita malam'.
"Kalo memang ingin hidup berpoligami, ya nggak gitu caranya, bukan 'perempuan malam' yang diambil istilahnya. Bukan kenalan di tempat maksiat terus dijadikan istri," jelasnya.
Sarita pun tak merasa gagal dalam berumah tangga, pasalnya menurutnya sang suami lah yang melakukan maksiat.
"Yang melakukan maksiat kan suami bukan saya. Salah sendiri mau terjun, mau main-main, akhirnya ketemu pelakor-pelakor itu," tambahnya tegas.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR