Nakita.id - Bak jengah dengan fenomena kerajaan-kerajaan baru, Roy Suryo kini turut mengusut kontroversi Sunda Empire.
Seperti diketahui sebelumnya, Roy Suryo sempat perang dingin dengan Rangga Sasana, petinggi Sunda Empire.
Melalui Twitter pribadinya, Roy Suryo juga membuka kedok Rangga Sasana yang disebut memiliki nama asli Edi Rahardjo.
Terlepas dari hal tersebut, kini Rangga Sasana dan dua petinggi Sunda Empire lainnya sudah ditetapkan menjadi tersangka.
Usai Sunda Empire diusut, Roy Suryo justru membeberkan fenomena kerajaan baru ini semakin menjangkit.
Bahkan, hal tersebut membuat Roy Suryo terheran-heran.
Sebab, oknumnya bukanlah orang sembarangan.
"Kalau orang misalnya seperi Totok, orang seperti Edi atau Rangga ini muncul itu saya bisa memaklumi dia itu orang yang kosong pikirannya dan dimanfaatkan," jelas Roy Suryo dikutip Nakita.id dari unggahan kanal YouTube 'Deddy Corbuzier' (28/1/2020).
"Yang sekarang ini menarik adalah di Bali ada seorang anggota Dewan Senayan, anggota DPD yang juga dilaporin," tukas Roy Suryo.
Bukan tanpa alasan, ternyata oknum tersebut dilaporkan lantaran kasus yang serupa dengan Sunda Empire dan Keraton Agung Sejagat.
"Karena dia mengaku sebagai Raja Majapahit ke-9," beber Roy Suryo.
Mendengar hal tersebut, Deddy Corbuzier hanya tertegun.
"Jadi ini orang-orang udah punya posisi di Dewan, di Senayan, di DPD.
"Nah, makanya, ada empat hari yang lalu ya," tukas Roy Suryo.
Roy Suryo juga menjelaskan bagaimana kronologin penangkapan oknum anggota DPD tersebut.
"Dia dilaporin sama Komunitas Adat Bali karena dia tiba-tiba mendeklarasikan diri keturunan Raja Majapahit ke-9," jelas Roy Suryo.
Sontak, fenomena tersebut membuat Roy Suryo heran.
"Ini kok sudah menjalar ini, sudah menular sampai mana-mana," beber Roy Suryo.
Tak hanya itu saja, Roy Suryo bahkan membandingkan fenomena kerajaan di Indonesia dengan virus corona.
"Lebih bahaya dari virus corona," kelakar Roy Suryo.
Mendengar penjelasan Roy Suryo, Deddy Corbuzier pun hanya bisa menghela nafas panjang.
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR