Nakita.id - Sudah paham kah Moms panduan perkembangan anak 9 tahun yang normal terjadi?
Jika belum simak yuk Moms, agar tahu sebenarnya bagaimana panduan perkembangan anak 9 tahun yang normal terjadi.
Miliki anak yang sudah tumbuh menginjak remaja, bisa jadi tantangan tersendiri buat Moms dan Dads.
Pasalnya mereka tengah menghadapi masa transisi dari usia anak ke remaja.
Akan ada banyak perubahan yang mungkin terjadi dengan putra-putri Moms.
Sebagai orang tua, Moms punya tanggung jawab lebih untuk mengawasi perkembangan anak.
Dikutip dari verywell family berikut beberapa hal yang normal terjadi pada anak usia 9 tahun.
- Perkembangan fisik: perubahan fisik pada anak yang menginjak remaja biasanya terjadi sejak usia 8 atau 9 tahun.
- Pengembangan emosional: anak usia 9 ahun akan tumbuh mandiri dan berusaha memperluas lingkungan sosialnya.
- Perkembangan sosial: di usianya yang menginjak remaja, anak akan banyak melihat persahabatan yang mereka jalani.
- Perkembangan kognitif: Anak usia 9 tahun biasanya di sekolah akan belajar dengan baik sehingga menjadi lebih terampil dan menguasai materi.
Tumbuh menjadi seorang anak remaja dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi, ada baiknya orang tua mulai kenalkan anak pada pendidikan seks.
Dikutip dari Kompas.com, dengan berupaya mengenalkan anak tentang seks maka anak akan dapat melindungi dirinya dari potensi kejahatan seksualitas.
Tak bisa dipungkiri, akhir-akhir ini banyak sekali kasus-kasus seksual dan terjadi pada anak-anak dan remaja.
Menurut Psikolog Anak dan Remaja Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, pendidikan itu dimaksudkan agar anak-anak tahu bagian pribadi di tubuhnya yang tidak bisa dilihat atau dipegang oleh orang lain.
Sikap masyarakat yang masih enggan untuk terbuka terhadap pendidikan seks menjadi salah satu penyebab anak menjadi kurang waspada pada anacaman kekerasan seksual.
Berikut 4 cara mengenalkan seks edukasi pada anak dikutip dari Kompas.com.
1. Dilakukan orang terdekat
Orang terdekat bagi anak tentu adalah orangtua.
"Dalam hal ini, orangtua menjadi tombak utama. Anak laki-laki diajari ayah, sedangkan anak perempuan mendapat informasi dari ibu," kata Seto.
Orang tua harus komunikatif, rendah hati, dan mau mendengarkan agar anak merasa nyaman saat mendengarkan saran dan berikan pertanyaan.
2. Sesuaikan dengan daya tangkap anak
Meski setiap anak memiliki daya tangkap yang berbeda, sebagai orang tua, Moms dan Dads harus tetap berusaha berikan informasi yang maksimal bagi buah hati.
Pemerhati anak, kak Seto bahkan menyebut pendidikan seks sudah bisa dilakukan sejak anak masih TK.
Namun secara penyampaian tentunya berbeda dengan anak yang sudah duduk di bangku SD dan SMP.
Untuk anak usia TK setidaknya mereka sudah faham perbedaan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
3. Pemantauan
Orangtua yang miliki anak menginjak masa remaja harus tahu benar kapan anaknya mengalami mimpi basah atau mestruasi.
Moms dan Dads harus selalu siap hadapi berbagai pertanyaan yang diajukan oleh mereka.
4. Segamblang mungkin
Edukasi seks pada anak harus dijelaskan segamblang mungkin pada anak, dengan benar dan menyeluruh.
Hal ini dimaksudkan agar anak tidak memiliki sudat pandang tersendiri.
Sebab, penjelasan yang tidak utuh justru akan memancing anak untuk penasaran.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | kompas,Very Well Family |
Penulis | : | Ela Aprilia Putriningtyas |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR