Nakita.id - 4 aspek panduan perkembangan anak 6 tahun yang normal terjadi agar lebih siap masuk sekolah.
Pastinya banyak yang ingin Moms ketahui terkait panduan perkembangan anak 6 tahun yang normal terjadi.
Pasalnya, di usia tersebut banyak Moms yang salah kaprah untuk buru-buru menyekolahkan Si Kecil.
Mungkin Moms berniat baik agar Si Kecil nantinya bisa lebih cepat memperoleh ilmu dibanding anak lain seusianya.
Namun, apakah hal tersebut benar terjadi? Bagaimana jika Si Kecil malah tidak bisa mengikuti pelajaran karena memang belum waktunya?
Sampai sekarang masih banyak orangtua yang bertanya-tanya kenapa usia 7 tahun dijadikan dasar anak baru boleh masuk SD.
Hal ini karena selain kemampuan intelektual, kesiapan mental anak juga harus dipertimbangkan dalam aktivitas belajar di SD. Inilah yang menjadi dasar pertimbangan peraturan 7 tahun masuk SD.
Padahal di usia 5-6 tahun, anak masih dalam tahap mengembangkan keterampilan sosial dan motorik atau gerak.
Baca Juga: Panduan Perkembangan Anak Usia 12 Tahun yang Normal Terjadi, Sudah Mulai Bisa Tertarik Lawan Jenis!
Sedangkan untuk mulai belajar di kelas 1 SD anak harus bisa serius mengikuti pelajaran dalam waktu yang cukup lama dan dalam ruang yang terbatas.
Dilansir dari Kompas.com yang merangkum dari laman resmi Sahabat Keluarga Kemendikbud RI, ada 4 aspek usia masuk SD ditetapkan 7 tahun, dan minimal 6 tahun yakni:
1. Aspek Fisik
Saat usia 6 dan 7 tahun, perkembangan anak dianggap paling siap secara fisik.
Hal ini karena anak harus diam di kelas sampai siang.
Gerakan motorik anak sudah lebih bagus, otot dan sarafnya juga sudah terbentuk.
Misalnya untuk memegang pensil, anak sudah lebih mampu jika harus menulis sendiri tanpa bantuan orang dewasa.
Sementara usia kurang dari 6 tahun terkadang belum siap, karena anak-anak usia ini masih suka bermain.
2. Aspek Psikologis
Dalam teori perkembangan, anak mulai bisa berkonsentrasi dengan baik pada usia di atas 6 tahun.
Semakin bertambah usianya, kemampuan konsentrasi meningkat dan semakin mampu memilah materi mana yang harus diperhatikan dan yang harus diabaikan.
Rentang konsentrasi untuk usia sekolah biasanya sekitar 30-45 menit.
Anak yang terlalu dini masuk SD umumnya masih bermasalah khususnya di kelas satu, karena Si Kecil belum siap belajar berkonsentrasi.
Tetapi, anak masih mengembangkan keterampilan geraknya.
Akibatnya dia akan sulit berkonsentrasi, meskipun secara kemampuan intelektual dia sudah cukup mampu menyelesaikan soal-soal yang disediakan.
3. Aspek Kognitif
Saat akan masuk ke SD anak diharapkan mampu membaca, menulis, dan berhitung sederhana.
Selain itu anak juga diharapkan mampu mengikuti instruksi, paham dan bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan.
4. Aspek Emosi
Pada umumnya anak yang terlalu dini masuk SD memang cukup matang secara akademik.
Namun biasanya kematangan emosi dan kemandiriannya belum maksimal.
Padahal di jenjang SD anak tidak lagi akan mendapat perhatian seperti di TK.
Si Kecil nantinya diharapkan lebih mandiri dan juga tidak lagi terlalu tergantung pada orangtuanya.
Jadi, masalah yang akan terlihat adalah anak bisa mengikuti pelajaran di sekolah.
Tapi di sisi lain, misalnya anak masih minta ditunggu oleh Moms atau mudah menyerah terhadap tugas yang diberikan atau tidak mau mengerjakan PR karena masih lebih suka bermain dan sebagainya.
Nah, deretan aspek di atas merupakan panduan perkembangan anak usia 6 tahun yang normal terjadi terkait pendidikannya.
Melihat berbagai aspek tersebut, sebaiknya Moms jangan terlalu dini menyekolahkan anak yang sudah memasuki usia 6 tahun.
Jika Moms memang masih belum yakin memasukkan anak yang sudah berusia 6 tahun ke SD, lebih baik untuk konsultasikan hal tersebut dengan psikolog.
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Safira Dita |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR