Nakita.id - Di zaman yang serba canggih ini, smartphone sangat dibutuhkan.
Terutama di kota-kota besar, hampir setiap orang memiliki smartphone.
Smartphone digunakan setiap hari, bahkan setiap saat bagi beberapa orang.
Baca Juga: Jangan Lepas Begitu Saja Setelah Si Kecil Punya Smartphone Sendiri, Ini yang Sebaiknya Moms Lakukan
Sebab, Smartphone merupakan sarana yang nyaman untuk tetap terhubung dengan orang lain, juga menawarkan banyak keuntungan.
Moms bisa memantau dan menghubungi Si Kecil untuk menanyakan kabarnya, kegiatannya atau memberi tahu rencana pergi bersama melalui smartphone.
Terlebih lagi dalam keadaan darurat, smartphone dapat membantu Moms menghubungi Si Kecil atau sebaliknya.
Bahkan Si Kecil yang sudah sekolah mengkin meminta dibelikan smartphone untuk dirinya sendiri agar tetap bisa berhuubungan dengan teman-temannya.
Selain itu, smartphone juga dibutuhkan untuk mendukung dan membantu dalam penyelesaian tugas sekolah.
Namun, kemungkinan ada akibat yang tidak diinginkan dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik Si Kecil.
Tidak ada batasan usia
Tidak ada saran atau pendapat yang khusus menerangkan pada usia berapa Si Kecil boleh diberikan wewenang memiliki smartphone sendiri.
Moms dapat melihat kesiapan Si Kecil dengan melihatnya pada kompetensi, kematangan, dan rasa tanggung jawab penggunaan smartphonnya.
Perhatikan tanda-tanda seperti bagaimana Si Kecil merawat barang-barangnya, seperti : apakah dia sering lupa meletakan barang, bahkan kehilangan barang, dan lain-lain.
Apakah Si Kecil bertanggung jawab dan dapat diandalkan serta seberapa besar Moms bisa mempercayainya untuk mematuhi aturan yang Moms berikan.
Jika Si Kecil memberikan tanda-tanda positif, mungkin Si Kecil siap untuk memiliki smartphone sendiri.
Namun, apakah Si Kecil benar-benar membutuhkan smartphone atau tidak.
Konsekuensi yang mungkin terjadi
Ada beberapa konsekuensi atau akibat yang mungkin Moms hadapi, seperti:
1. Berkurangnya kedekatan Moms dengan Si Kecil
Si Kecil mungkin akan menghabiskan lebih banyak waktunya dengan smartphone yag dimilikinya.
Kegiatan yang dilakukan dengan smartphonnya, yaitu bermain game, mengirim sms ke teman, menelepon teman, membuka media sosial, dan lain-lain.
Hal ini dapat menyebabkan waktu yang dihabiskan untuk keluarga kurang berkualitas.
Lebih buruknya, Si Kecil lebih memilih menghabiskan waktunya dengan smartphone dibandingkan dengan Moms.
2. Mengurangi kreativitas
Ketergantungan yang berlebihan pada smartphone yang membuat membuat Si Kecil sibuk tak terelakkan akan menyebabkan kreativitasnya berkurang.
Ingat bagaimana dulu Moms 'menciptakan' permainan sendiri untuk membuat diri Moms sibuk sebagai anak-anak yang kreatif dengan imajinasi tinggi.
Baca Juga: Belum Kontraksi Saat Janin Sudah Masuk Panggul, Ini yang Harus Moms Lakukan
Hal itu mungkin tidak dialami Si Kecil jika Ia terlalu asik dan sibuk dengan smartphonenya.
3. Sumber kecanduan
Dengan media sosial, Si Kecil bisa mengunggah foto ke Instagram, menulis status, bermain game, atau mengobrol melalui aplikasi chatting.
Ada banyak hal yang bisa membuatnya ketagihan, bahkan kecanduan menggunakan smartphone.
Hal ini secara serius dapat mengganggu kemampuannya secara akademis.
Sebab, bisa menimbulkan masalah perilaku, misalnya Ia menjadi rewel atau cemberut ketika dilarang menggunakan smartphone.
Bahkan dapa mengurangi waktu tidur Si Kecil karena terlalu asik dengan smartphonenya hingga larut malam.
Satu-satunya cara pasti untuk mencegah hal ini adalah Moms memantau penggunaan teleponnya dan menanamkan kebiasaan penggunaan telepon yang baik dalam dirinya.
Itu bisa dilkukan dengan mengajarkannya menetapkan batas pada 'waktu menggunakan smartphone' dan mematuhi aturan yang Moms berikan.
Cyberbullying
Smartphone mungkin merupakan anugerah untuk interaksi sosial, tetapi juga merupakan sumber masalah, terutama cyberbullying.
Pastikan mendidik Si Kecil tentang hal ini untuk mencegahnya menjadi korban, atau sama pentingnya, tidak menjadi seorang cyberbully.
Multi-tasking
Banyak anak-anak, bahkan orang dewasa berpikir mereka dapat melakukan banyak tugas.
Padahal, multi-tasking bisa membuat seseorang tidak fokus untuk memperhatikan dan menyelesaikan apa yang seharusnya mereka lakukan sejak awal.
Selain itu, penelitian dalam psikologi kognitif memiliki bukti bahwa manusia sebenarnya tidak melakukan banyak tugas (multi-tasking).
Manusia hanya mengalihkan perhatian dari satu tugas ke tugas lain dengan sangat cepat, tetapi belum tentu menyelesaikan tugasnya.
Jika Si Kecil berjalan atau bersepeda, Ia harus tetap fokus dan memperhatikan sekelilingnya.
Sebab, menggunakan smartphone saat beraktivitas di jalan sangat berbahaya bagi keselamatan diri sendiri dan orang lain!
Memberikan smartphone pada Si Kecil adalah pilihan Moms.
Namun, penggunannya harus sepenuhnya dalam pantauan Moms secara langsung agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan pada Si Kecil.
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | Nakita,mypositiveparenting.org |
Penulis | : | Nur Marufah Saniati |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR