Nakita.id - Mungkin Moms seringkali bertanya-tanya, normalkan bayi BAB berkali-kali atau bisa jadi hal tersebut berbahaya untuk Si Kecil.
Sebenarnya, tidak ada patokan khusus berapa kali frekuensi bab bayi atau balita yang normal dalam seminggunya.
Baca Juga: BAB Cair Pada Bayi Bukan Pertanda Diare Moms, Yuk Simak Penjelasan Lengkapnya
Sebab, setiap orang pasti berbeda-beda jika sudah berbicara urusan buang air besar, termasuk anak Moms.
Hal ini wajar mengingat makanan yang kita makan, usia, dan aktivitas yang dilakukan pun berbeda-beda setiap orangnya.
Idealnya, balita buang air besar 1-3 kali sekali dalam sehari.
Baca Juga: Bayi Dua Tahun Diduga Terkena Virus Corona, Orang Tua Bayi Justru Tolak Dikarantina, Mengapa?
Namun, jangan khawatir jika balita buang air besar lebih dari tiga kali dalam sehari.
Ini merupakan kondisi normal karena frekuensi BAB pada balita berbeda-beda.
Dibandingkan memperhatikan frekuensinya, lebih penting untuk memperhatikan tekstur dan warna feses buah hati Moms.
Sebab, keduanya bisa menunjukkan kondisi kesehatan yang sedang dialami anak.
Sebagaimana dilansir dari laman The Bump, dr. Michael Lee, dokter anak di Children’s Medical Center di Dallas mengatakan, yang paling penting adalah memastikan tidak ada bercak merah atau daraf pada feses anak.
Tekstur feses yang menyerupai kerikil atau bola ketika buang air besar juga bisa menunjukkan bahwa balita mungkin mengalami sembelit.
Baca Juga: Bayi Mungilnya Dijadikan Alasan, Teddy Ungkap Keinginan Agar Hasil Autopsi Lina Segera Keluar,
Sebaliknya, jika anak kita sangat sering buang air besar bahkan dengan tekstur yang cair, ini menandakan bahwa Si Kecil terkena diare.
Agar pencernaan si kecil senantiasa sehat, kita perlu menjaga pola makannya.
Selain itu, Moms juga dapat memberikan susu anak tinggi serat sehingga kebutuhan serat hariannya terlengkapi dan pencernaan si kecil tetap terjaga.
BAB pada balita yang normal
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dibandingkan memerhatikan frekuansi buang air besar bayi dan balita yang normal, akan lebih penting jika memerhatikan tekstur atau warna feses.
Biasanya BAB anak akan mengalami perubahan yang kentara saat ia menginjak usia 1 tahun.
Hal ini disebabkan karena pola makan anak juga berubah drastis.
Pada usia ini, anak mulai makan makanan padat lebih banyak dari sebelumnya.
Makanan yang dimakan tentu juga akan memengaruhi bentuk dan warna feses ketika anak yang berusia balita buang air besar.
Normalnya, tekstur feses balita akan memiliki kepadatan seperti selai kacang. BAB yang normal juga tidak akan membuat Si Kecil kesakitan.
Ciri khas feses balita yang masih mengonsumsi ASI biasanya cenderung berwarna kekuningan seperti saus mustard.
Sementara pada balita yang mengonsumsi susu formula tekstur fesesnya cenderung seperti puding karamel.
Berapa pun usia anak, adanya masalah pada pencernaan bisa dilihat dari perubahan drastis pada frekuensi bab bayi dan balita, juga perubahan teksturnya.
Segeralah bawa buah hati Moms ke dokter jika mendapati fesesnya seperti berikut:
- Berwarna hitam (menandakan adanya perdarahan di lambung atau usus kecil)
- Berwarna putih (menandakan tubuh anak tidak mampu memproduksi cukup cairan empedu)
- Terdapat lendir (menandakan adanya infeksi atau intoleransi makanan tertentu)
- Adanya bercak merah (darah kemungkinan berasal dari usus besar atau rektum)
- Balita lebih sering atau malah jarang buang air besar setelah Moms memberikan makanan baru (pertanda alergi)
- Feses tampak berair meski sudah berusia 1 tahun (menandakan anak Anda diare)
Source | : | thebump.com |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR