Nakita.id - Dari dewasa hingga muda tengah demam memainkan aplikasi video, TikTok.
Namun tak seindah yang kita bayangkan, jika tak bijak maka bermain TikTok bisa berakhir bahaya bagi seseorang.
Seperti yang dirasakan seorang murid perempuan di Amerika Serikat yang enggan disebutkan namanya itu.
Murid perempuan tersebut bersama dua temannya mengikuti Skullbreaker Challenge yang tengah viral di TikTok.
Sebagai informasi, Skullbreaker Challenge adalah menipu orang ketiga ketika dia melompat dan dua orang di sebelahnya menendang kaki orang tersebut.
Parahnya Skullbreaker Challenge ini bisa melukai orang yang terkena tipuan tersebut bahkan mentalnya.
Perempuan yang baru masuk SMA itu mengatakan dirinya di-bully dengan melakukan Skullbreaker Challenge di South Dade Senior High School.
"Saya melompat dengan sangat tinggi, dan mengingat mereka menendang kakiku," cerita murid perempuan itu pada Selasa (11/2/2020) di sebuah konferensi pers.
"Saya seperti, 'Apa yang terjadi?'" katanya menceritakan ulang saat kejadian terjadi.
Murid perempuan itu langsung dibawa ke rumah sakit dan seminggu kemudian dirinya masih merasa sakit.
"Saya tidak bisa mendeskripsikan betapa sakitnya," ucap murid perempuan itu.
"Tidak hanya sakit secara fisik tetapi mental juga," tambahnya.
Tahukah Moms kalau Skullbreaker challenge bisa berisiko cedera tulang ekor, tulang belakang, juga kepala.
Menurut WebMD, cedera tulang ekor mengakibatkan rasa sakit dan ketidaknyamanan di daerah tulang ekor, kondisi ini disebut coccydynia.
Tulang ekor adalah struktur tulang berbentuk segitiga yang terletak di bagian bawah lajur tulang belakang.
Tulang ekor terdiri dari tiga hingga lima segmen tulang yang ditahan oleh persendian dan ligamen.
Cedera tulang ekor dapat menyebabkan memar, urai sendi, atau patah tulang ekor.
Lalu menurut Mayo Clinic, cedera sumsum tulang belakang dapat menyebabkan masalah sirkulasi darah sehingga meningkatkan risiko mengalami pembekuan darah.
Penurunan berat badan dan atrofi otot sering terjadi segera setelah seseorang mengalami cedera tulang belakang yang menyebabkan mobilitasnya terbatas.
Kemudian menurut NHS, cedera kepala yang parah dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama karena dapat menyebabkan kerusakan otak yang terkadang bisa sampai permanen.
Jika tengkorak retak karena cedera kepala, seseorang mungkin memiliki risiko lebih besar terkena infeksi.
Tengkorak patah kadang-kadang dapat merobek membran (lapisan sel tipis) yang mengelilingi otak.
Jika ini terjadi, bakteri dapat memasuki luka dan menyebabkan infeksi.
Cedera kepala juga bisa menyebabkan gegar otak, kondisi gangguan kesadaran seperti koma, hingga risiko epilepsi.
Dari kejadian ini, semoga anak-anak semakin menyadari akan bahayanya candaan yang keterlaluan.
Di samping itu, orangtua didesak untuk berbicara dengan anak-anak mereka tentang penggunaan media sosial yang bertanggung jawab agar Skullbreaker Challenge tak memakan korban lain.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | GridHealth.ID,nbcmiami.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR