Nakita.id - Pada tahap tumbuh kembang Si Kecil ada-ada saja hal yang terjadi kepadanya ya Moms.
Hal-hal yang terjadi pada Si Kecil ini pula kerap membuat Moms bahagia hingga khawatir.
Kebiasaannya saat tengah tidur saja seakan bisa sangat membuat orangtuanya cemas.
BACA JUGA: Agar Tumbuh Kembang Optimal, Ini Waktu Tidur Ideal Anak Sesuai Usianya
Misalnya saat ia menggesek-gesekan giginya ketika tidur.
Bunyi gesekan gigi saat anak tidur dikenal dengan istilah bruxism.
Dilansir dari somnomed.com, bruxism adalah istilah medis untuk mengertakkan atau menggesekkan gigi.
Ada 25 juta orang Amerika tanpa sadar sering menggesekkan rahang mereka, baik saat bangun atau saat tidur.
Bruxism ditandai dengan menggesekkan gigi atas dan bawah.
Pada kebanyakan orang, bruxism cukup ringan dan tidak menjadi masalah.
Namun jika kondisinya cukup berat, bruxism dapat menjadi salah satu gangguan tidur yang paling umum.
BACA JUGA: Kecil-kecil Sadar Kamera, Intip Potret Putri Shireen Sungkar. Gemas!
Bruxism merupakan kebiasaan yang terbentuk dari refleks saat menanggapi rangsangan, tanpa keterlibatan aktivitas otak bawah sadar.
Mengunyah dan mengatupkan rahang adalah aktivitas saraf yang dapat dikontrol, baik oleh alam bawah sadar maupun sadar.
Kondisi medis tertentu dapat memicu bruxism, termasuk penyakit pencernaan, kecemasan, dan atonia akibat konsumsi stimulan amfetamin dan sejenisnya.
Bruxism juga dapat disebabkan oleh reaksi alergi atau penyakit medis, trauma (seperti kecelakaan mobil) dan faktor psikis.
BACA JUGA: 1 dari 7 Balita Alami Kerusakan Gigi karena Kelalaian Orangtua
Bruxism dapat mengakibatkan trauma dan kerusakan gigi.
Menurut penelitian bruxism merupakan penyebab utama kehilangan gigi dan gusi.
Jika tidak teratasi, kegiatan ini dapat menyebabkan gigi yang melemah, sendi rahang yang rusak, sakit kepala, tidur terganggu dan banyak lagi.
Umumnya bruxism pada anak bersifat sementara dan disebabkan oleh faktor psikis.
BACA JUGA: Mau Tidur Nyenyak Sepanjang Malam? Jangan Ada 5 Benda Ini di Kamar!
Stres yang dialami anak dapat menyebabkan bruxism saat anak tertidur (stres dilepaskan di alam bawah sadar anak).
Bruxism dapat diterapi dengan menggunakan alat khusus (splintbruxism) dan dengan mengontrol emosi anak agar tidak sering mengalami stres.
Source | : | somnomed.com |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Bayu Probo |
KOMENTAR