Gagal di budidaya pembesaran lele, Ashraf mencoba peruntungan dengan mencoba membuka restoran.
Modalnya berasal dari tabungannya dari bayaran bermain sinetron hingga kemudian Ashraf membuka restoran makanan Sunda dan Korea di sebuah mal.
Sayangnya, usaha restoran pertamanya juga tak berjalan mulus hingga akhirnya restoran Ashraf ditutup.
"Buka (restoran) di mal baru dan ternyata malnya sepi. Jadi, ditutup," kata dia.
Cerita gagal dalam berbisnis terus berlanjut namun Ashraf tak kapok terjun ke bisnis kuliner dan semakin gigih mencoba.
Tanpa disangka, ia yang dulu di Malaysia pernah bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran ternama bertemu dengan mantan bosnya.
Hingga akhirnya Ashraf kemudian diajak membuka restoran di Indonesia dan menerima ajakan itu dan kali ini usahanya berhasil.
"Karena itu, saya mau tawarkan untuk jadi mentor bagi 20 orang yang serius ingin tahu tujuan hidupnya. Saya punya pengalaman di dunia akting dan investasi yang bisa saya bagikan untuk mereka yang serius di bidang ini," ujar Ashraf.
Tak cuma bisnis restoran, Ashraf juga terjun sebagai investor perusahaan rintisan atau startup dan menjadi pemodal untuk perusahaan ventura.
Menurutnya, industri kreatif di Indonesia akan berkembang sangat pesat sehingga perlu dukungan modal dan teknologi.
Perusahaan modal ventura global berbasis di Silicon Valley bernama 500 Startups mengajak Ashraf menjadi salah satu mitra.
Di Asia Tenggara, perusahaan ini punya target menggelontorkan Rp650 miliar ke 250 perusahaan rintisan.
Di Indonesia, 500 Startups sudah masuk ke 30 perusahaan rintisan seperti Hijup, Fabelio, Bukalapak, Bro.do, Kudo dan lainnya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Safira Dita |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR