Nakita.id – Ketika kalender sosial Moms terisi dengan jadwal undangan makan malam, minuman, pesta dan pertemuan lainnya, Moms bisa merasakan beban berat untuk turut dan hadir dalam perayaan, acara, atau jamuan tersebut.
Bagaimana mungkin Moms bisa melakukan semua dan masih mencari waktu untuk diri sendiri?
Hal ini sangat sulit dilakukan selama masa sibuk, seperti saat musim liburan.
BACA JUGA: HP Entah Di Mana, Di -Miscall Tapi Lagi Silent? Begini Mencarinya
Ketika ada daftar kumpul-kumpul yang tidak pernah berakhir dengan rekan kerja, keluarga dan teman dalam rentang hanya beberapa minggu.
Beberapa orang biasanya berpikir bahwa mengatakan tidak atau menolak undangan dianggap kasar, tidak sopan, atau bahkan menghina orang yang mengundang.
Kata “tidak”, bagi banyak orang, adalah sebuah kata negatif.
Jadi ada anggapan bahwa setiap penolakan secara otomatis akan memiliki reaksi balik negatif.
Penanya akan merasa tersinggung atau perasaannya akan terluka.
Menolak undangan mungkin juga akan membuat Moms dianggap tidak peduli atau egois dalam keluarga atau lingkaran sosial Moms.
Tapi terus-menerus mengatakan "iya" untuk hal-hal yang sebenarnya tidak ingin dilakukan bisa merusak privasi dan kebutuhan me time Moms sendiri.
Mengatakan "ya" kepada orang lain dan mengabaikan kebutuhan diri sendiri membuat Moms merasa terbebani dan tidak bahagia.
"Seiring undangan menumpuk, Moms bisa menghadapi perasaan tidak berdaya, dendam terhadap orang yang bertanya atau marah pada diri sendiri karena Anda tidak dapat mengatakan 'tidak'," kata Newman, pengarang The Book of No: 365 Ways to Say it and Mean It - and Stop People-Pleasing Forever, seperti dilansir pada HuffPost.
Stres yang berlebih bisa memanifestasikan diri Moms dalam insomnia, sakit kepala, kelelahan dan bahkan membuat Moms lebih rentan terkena flu atau lebih buruk lagi.
Terus-menerus mengatakan "ya" mempengaruhi Moms lebih dalam daripada menolak undangan mempengaruhi tuan rumah, yang mungkin tidak akan terpaku pada ketidakhadiran salah seorang tamunya.
"Sebagai tuan rumah, mereka sibuk dengan banyak hal," kata Newman.
Selama respon Moms memproyeksikan kebaikan dan kehangatan, kemungkinan mereka tidak akan menganggapnya terlalu pribadi.
BACA JUGA: Sedikit yang Tahu, Ini 10 Tip Bedakan Handphone Samsung Asli Vs Palsu
Pakar etiket Diane Gottsman mengatakan, orang cenderung menjelaskan lebih dalam kapan mereka menolak undangan.
Sebagai gantinya, pertahankan respons yang sederhana dan mudah.
Bersiaplah terlebih dahulu agar ada rencana saat ada undangan.
Katakan saja, 'Terima kasih banyak. Saya perlu memeriksa kalender saya dan kembali kepada Anda. '
Moms juga bisa mengatakan, 'Kedengarannya seperti pesta yang indah tapi sayangnya saya sudah berkomitmen pada rencana lain.'
Gunakan kata-kata penolakan yang baik dan tidak menyinggung tapi tetap menegaskan bahwa Moms tidak bisa hadir.
Selain itu, tidak perlu membuat alasan.
Tidak masalah jika "rencana lain" Moms adalah pesta lain atau tinggal di rumah untuk membungkus hadiah dan menonton film dengan piyama.
Bukan ide bagus untuk membuat alasan mengapa Moms tidak dapat hadir.
Jika Moms berbohong, Moms berisiko merasa bersalah, justru itulah yang ingin dihindari saat menolak undangan.
Menempatkan kata 'tidak' adalah tentang menempatkan kebutuhan pribadi terlebih dahulu dan melanggar kebiasaan mengorbankan diri sendiri demi orang lain.
Dan akhirnya, jangan lupa bahwa bagaimana Moms menghabiskan waktu adalah pilihan Moms sendiri dan tidak ada orang lain yang bisa mengganggu.
"Ketahuilah bahwa ada lebih banyak tekanan di sekitar musim liburan untuk berkumpul dan merayakannya, tapi bagaimana Moms memilih untuk membagi waktu, sepenuhnya terserah Anda," kata Newman.
Jadi, dengan cara-cara di atas Moms bisa berkata tidak pada sebuah undangan yang tidak ingin Moms datangi tanpa harus merasa bersalah atau tidak enak pada yang mengundang.
(Maharani Kusuma Daruwati/Nakita.id)
Rayakan Ultah ke-10, Beautyhaul Berikan Diskon Hingga 90% dari Puluhan Brand Kecantikan di Beautyhaul Mart 2024
Source | : | Huffington Post |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR