Nakita.id - Moms dapat bersalin normal setelah sesar, tapi dilihat dulu jenis irisan sesar terdahulu.
Dengan mengetahui jenis irisan sesar dulu, bisa diketahui apa risiko yang mungkin dialami.
Baca juga : Sedikit yang Tahu, Ini 10 Tip Bedakan Handphone Samsung Asli Vs Palsu
Dalam operasi sesar dikenal dua teknik sayatan sesar, yaitu: memanjang di garis tengah tubuh (longitudinal linea mediana) dan melintang mengikuti garis lipatan kulit (pfannenstiel/transversal).
Selain itu ada dua jenis sayatan pada dinding rahim, yakni: memanjang/longitudinal di korpus depan dan melintang/transperitoneal profunda di segmen bawah rahim.
Jenis irisan sesar di kulit perut tidak sama dengan jenis irisan sesar di dalam rahim.
Bisa saja irisan di kulit perut bagian bawah itu horizontal/transversal, sedangkan sayatan di dalam rahim vertikal karena ada kondisi/penyulit tertentu.
Risiko rahim robek jauh lebih tinggi pada irisan rahim yang vertikal atau T-shaped (4—9%), sedangkan pada irisan rahim yang transversal/horizontal rendah (low transverse incision) angka risikonya jauh lebih kecil (0,2—1,5%).
Untuk menentukan jenis sayatan sesar mana yang digunakan, dokter mempunyai banyak pertimbangan.
Pertama, kecepatan untuk mencapai dan melahirkan janin; kedua, letak plasenta; ketiga, kosmetik; dan keempat, persiapan kemungkinan seksio sesarea (operasi sesar) pada kehamilan berikutnya.
Nah, sayatan pada rahim yang memungkinkan dilakukannya bersalin normal setelah sesar (VBAC) di kehamilan berikut adalah sayatan transperitoneal profunda (melintang).
Alasannya, sayatan ini lebih aman untuk kehamilan berikutnya daripada sayatan longitudinal/memanjang.
Baca juga : Tiru! 7 Rahasia Wanita Thailand yang Tetap Langsing Walau Banyak Makan
Sekalipun begitu, risiko persalinannya relatif sama, yaitu terjadi robekan spontan saat persalinan.
Ditambah lagi, jenis sayatan sesar memanjang dikhawatirkan mengenai fundus (atas) rahim, sehingga dapat mengganggu proses kontraksi (his) kehamilan berikut.
Padahal his sangat diperlukan supaya persalinan per vaginam dapat berlangsung lancar.
Sebab itu, dokter sedapat mungkin akan menghindari dilakukannya sayatan pada fundus.
Akan tetapi, bila pada rahim ditemukan penyulit, seperti mioma uteri pada korpus depan atau segmen bawah rahim, yang menyulitkan proses penjahitan sayatan, maka mau tak mau agar bayi bisa dikeluarkan, sayatan diperlebar ke arah fundus.
Jadi sudah jelas, bersalin normal setelah sesar tergantung jenis irisan sesar sebelumnya.
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR