Nakita.id - Tahukah Moms berapa berat janin 2 minggu yang normal?
Pada dasarnya berat badan bayi saat lahir sudah bisa diprediksi sejak saat masih dalam kandungan.
Biasanya yang sering Moms lakukan adalah pemeriksaan USG.
Tumbuh kembang janin biasanya akan terus dipantau.
Entah dari usia atau pun dari perkembangannya.
Dikutip dari laman perinatology.com, saat usia kehamilan menginjak usia 2 minggu itu terjadi setelah periode menstruasi, folikel, telur matang dalam ovarium di bawah stimulus hormon perangsang folikel.
Folikel merupakan kantung cairan yang berisi oosit matang untuk membentuk sebuah sel telur.
Tingginya kadar hormon estradiol yang diproduksi oleh folikel telur kemudian berkembang.
Baca Juga: Bukan Cuma Berat Janin, Ini yang Memengaruhi Berat Badan Saat Hamil
Menyebabkan sekresi hormon luteinizing (LH).
LH menyebabkan pelepasan sel telur dari folikelnya (ovulasi).
Untuk wanita dengan siklus 28 hari, ovulasi biasanya terjadi pada hari ke 13 hingga 15.
Jadi untuk usia 2 minggu belum ada ukuran pasti perihal berat janin.
Meski begitu Moms harus tetap memantau berat janin saat usia kandungan terus bertambah.
Sebagai patokan biasanya berselang waktu 2 minggu.
Dikutip dari Kompas.com, jika berat badan bayi tidak bertambah dalam dua minggu maka bisa disebut alami perkembangan yang lambat.
"Dari hasil USG dapat dilihat juga apakah meski beratnya kecil tapi ukurannya simetris atau tidak. Kalau tidak simetris, misalnya ukuran kepala normal atau perutnya kecil, mungkin ada gangguan kongenital," ujar dr. Boy Abidin Sp.OG (K), ginekolog dari RS. Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, dikutip dari Kompas.com.
Jika ternyata perbandingan kepala dan perut janin tidak seimbang maka dilakukan intervensi nutrinsi.
Yakni dengan melakukan pertambahan berat badan.
Baca Juga: Cara Menambah Berat Badan Janin, Mulai dari Perhatikan Menu Diet hingga Jauhi Stres
Sebab janin yang miliki berat badan kurang akan berisiko alami masalah kesehatan serius.
Antara lain adalah pertumbuhan yang terus melambat dan alami kelahiran prematur.
Bahkan yang lebih berbahaya berisiko alami penyakit jantung, obesitas, dan diabetes ketika anak sudah menginjak usia dewasa.
Berikut biasanya yang menyebakan janin miliki berat badan kurang.
- Gangguan sirkulasi darah
- Kondisi plasenta yang bertugas untuk mentransfer nutrisi dari ibu pada janin bermasalah
- Moms yang kurang makan makanan bernutrisi
- Terdapat infeksi
"Faktor infeksi sering kurang diperhatikan. Padahal infeksi ini juga berkontribusi pada kelahiran prematur. Infeksi bisa berasal dari gigi atau gusi, infeksi keputihan, dan sebagainya," katanya.
Jika mengalami masalah dengan berat badan janin yang rentan terhadap kelahiran prematur atau bahkan kematian, ada baiknya untuk Moms segera lakukan pemeriksaan.
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
Source | : | kompas,perinatology.com |
Penulis | : | Ela Aprilia Putriningtyas |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR