Nakita.id - Nasi goreng masih menjadi salah satu makanan yang populer dan disukai di beberapa negara Asia, termasuk Indonesia.
Selain itu, kita bisa dengan mudah menemukan hidangan ini bukan?
Seperti di restoran, di warung makan pinggir jalan, penjual yang mendorong gerobaknya berkeliling perumahan, maupun membuatnya sendiri di rumah.
Kalau kita makan nasi goreng buatan sendiri dengan nasi goreng yang dibeli dari rumah makan atau restoran, rasanya pasti mempunyai perbedaan tersendiri.
Karena itulah, produsen penyedap rasa dan bumbu instan, PT Sasa Inti baru menambah portofolio produk baru yakni bumbu praktis nasi goreng.
Manajemen optimistis produk baru ini dapat bersaing dengan produk dari kompetitor lainnya.
Salah satu motivasi perusahaan masuk ke segmen produk ini ialah tren penggunaan bumbu instan di masyarakat.
"Apalagi milenial tidak mau ribet, semua dan siapapun bisa memasak menggunakan produk ini," ujar Albert Dinata, GM PT Sasa Inti saat peluncuran produk barunya, Selasa (25/2).
Dijuluki makanan terenak nomor dua versi CNN pada 2017, nasi goreng kian jadi masakan rumahan yang digemari.
Hal ini dibenarkan oleh Chef Rendy Kong, Professional Chef PT Sasa Inti.
Baca Juga: Langsung Bekerja Setelah 4 Bulan Keliling Dunia, Raffi Ahmad Akui Dirinya Rugi Sampai Rp10 Miliar
Chef Rendy juga menyinggung, tak perlu waktu sampai 10 menit untuk bisa membuat nasi goreng yang enak.
"Kenapa nasi goreng? Praktisnya di mana? Kita nggak perlu ngiris bawang, taburkan garam, kasih kecap manis," katanya.
"Kita bicara makanan, makanan Indonesia itu kelezatan utamanya di bumbu. Kalau jenis bumbunya salah, malah tidak akan nikmat," ujar Chef Rendy.
Selain itu bicara soal perut, tak hanya sekadar makan dan kenyang.
"Resep enak makanan itu menggunakan cinta," katanya. Selain itu sentuhan dalam masakan juga dapat memberi kesan feels like home.
Pada kategori bumbu praktis sebenarnya Sasa masih tergolong baru, sehingga harus bersaing dengan merek lainnya.
Albert mengatakan perusahaan tengah bekerja keras guna mencapai target menguasai pangsa pasar baik urutan nomor satu atau dua di pasaran.
Menurut Albert manajemen optimistis lantaran sempat berjaya membawa produk santan instannya sebagai penguasa market share nomor dua di pasaran.
"Dalam dua tahun (sejak diperkenalkan) produk santan kami di posisi nomor dua," sebutnya.
Mengenai target porsi penjualan bumbu praktis terhadap total sales perseroan, manajemen belum dapat merincikannya lantaran masih tergolong baru.
Yang jelas mayoritas penjualan Sasa masih didominasi produk micin alias MSG sebanyak 60%.
Sisanya Moms bisa menemukan berbagai produk Sasa pada tepung serbaguna, santan, saus sambal dan produk lainnya.
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR