Nakita.id – Senin (2/2/2020) kemarin, Indonesia mendadak geger akibat pernyataan yang diberikan Presiden Joko Widodo.
Bagaimana tidak, secara tiba-tiba, Jokowi mengumumkan bahwa telah ada 2 warga negara Indonesia (WNI) yang terinfeksi virus corona.
Akibat hal tersebut, masyarakat seketika panik dan langsung menyerbu toko kesehatan dan pasar untuk membeli berbagai perlengkapan.
Salah satu yang menjadi incaran masyarakat adalah cairan pencuci tangan (hand sanitizer).
Selama ini, membersihkan tangan dengan cairan pencuci tangan memang disebut-sebut sebagai salah satu cara mencegah infeksi virus corona.
Tak hanya di Indonesia, di Hongkong pun sempat terjadi tragedi karena antar warganya saling berebut stok cairan pencuci tangan yang terbatas.
Baca Juga: Tak Perlu Panik! 6 Hal Soal Virus Corona yang Kerap Kita Percaya Ini Ternyata Hanya Mitos, Apa Saja?
Bahkan, saking berebutnya, seorang nenek dan bocah di Hongkong diketahui menjadi korban penusukan hingga terkapar tak berdaya.
Namun, tahukah Moms, bahwa penggunaan cairan pembersih tangan yang berlebihan ternyata bisa mengakibatkan bahaya, lo.
Melansir dari Japantoday.com (27/2/2020), beberapa ahli mengatakan bahwa mencuci tangan terlalu sering untuk menghindari infeksi virus justru bisa menimbulkan efek buruk.
Hal itu terjadi lantaran mencuci tangan secara berlebihan bisa mengikis kulit, kemudian melemahkan kemampuannya untuk bekerja sebagai penghalang agen-agen berbahaya dan penjaga kelembapan.
Selain itu, menggunakan sanitiser berbasis alkohol dan mencuci tangan secara berlebihan juga tidak baik lantaran dapat menghilangkan 'flora bakteri normal'.
Flora bakteri ini penting bagi kulit, karena berperan untuk melapisi dan membantu menangkis setiap serangan agen pathogen, termasuk virus corona.
Alkohol, yang dikenal memiliki sifat disinfektan, memang sering digunakan untuk menjaga tangan bebas dari bakteri dan virus.
Tak berhenti sampai di situ, desinfeksi dengan alkohol yang berlebihan juga bisa membuat kulit kehilangan minyak dan air.
Jika dibiarkan terus menerus, hal itu pun bisa membuat kulit menjadi kasar dan pecah-pecah.
Maka, juru bicara produsen produk kimia dan konsumen Jepang, Kao Corp, pun memberikan sebuah saran tentang mencuci tangan yang tepat.
“Kulit kering dan rusak bisa menjadi sarang bakteri penyakit dan juga meningkatkan risiko virus memasuki tubuh melalui luka di kulit.
Untuk mencegah infeksi, jauh lebih penting untuk mencuci tangan dengan sabun dalam jumlah sedang selama lebih dari 30 detik secara efektif daripada mencuci tangan beberapa kali sehari,” ujar juru bicara tersebut.
Baca Juga: Ditetapkan Positif Terinfeksi Virus Corona, Ini Kondisi Kediaman Pasien yang Kini Diisolasi
Ia juga menganjurkan setelah mencuci tangan, ada baiknya menyeka tangan dengan handuk kertas atau handuk bersih setelah dicuci.
Hal itu perlu dilakukan, karena tangan yang basah dapat menyebabkan gangguan kulit dan memungkinkan patogen menempel pada tangan.
Sementara itu, untuk mencegah kulit pecah-pecah, ia pun menyarankan agar masyarakat menggunakan lotion atau krim pelembab setelah mencuci tangan.
Mencuci tangan dan menggunakan cairan sanitiser memang diperlukan, tapi jangan sampai berlebihan ya, Moms.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | japantoday.com,Intisari Online |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR