Hari 1: Pasien demam. Mereka juga mungkin mengalami kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil dari mereka mungkin mengalami diare atau mual selama satu atau dua hari sebelumnya.
Hari 5: Pasien mungkin mengalami kesulitan bernapas, terutama jika mereka lebih tua atau memiliki riwayat penyakit yang sudah ada sebelumnya.
Hari 7: Ini adalah berapa lama, rata-rata, sebelum pasien dirawat di rumah sakit, menurut penelitian Universitas Wuhan.
Hari 8: Pada titik ini, pasien dengan kasus yang parah (15 persen, menurut CDC Cina) mengalami sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), penyakit yang terjadi ketika cairan terkumpul di paru-paru. ARDS seringkali berakibat fatal.
Hari 10: Jika pasien memiliki gejala yang memburuk, ini adalah waktu dalam perkembangan penyakit ketika mereka kemungkinan besar dirawat di ICU.
Pasien-pasien ini mungkin mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan daripada pasien dengan kasus yang lebih ringan. Hanya sebagian kecil yang mati. Tingkat kematian saat ini berkisar sekitar 2%.
Hari 17: Rata-rata, orang yang pulih dari virus dikeluarkan dari rumah sakit setelah dua setengah minggu.
Mencegah lebih baik daripada mengobatai. Pernyataan ini masih berlaku sampai sekarang dalam menghadapi wabah global seperti virus corona ini.
Agar tak terkena virus corona, sering mencuci tangan menggunakan sabun. Gunakan masker bila batuk atau pilek saja. Jangan lupa konsumsi gizi seimbang, perbanyak sayur dan buah.
Hati-hati ketika kontak dengan hewan. Rajin olahraga dan cukup istirahat. Jangan mengkonsumsi daging yang tidak dimasak.
Bila batuk, pilek dan sesak nafas segera ke fasilitas kesehatan. Minum air mineral 8 gelas per hari, jaga kebersihan lingkunga
Artikel ini telah tayang di GridHealth.id, dengan judul: "5 Cara Penularan Virus Corona pada Manusia dan Pola Harian Penularan"
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Gridhealth.id |
Penulis | : | Ela Aprilia Putriningtyas |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR