Nakita.id - Pada kasus beberapa pasangan yang berhubungan intim ditemukan sperma Dads bisa menyebabkan alergi.
Tak hanya makan, debu atau cuaca ternyata Moms bisa saja alergi karena sperma Dads.
Hal tersebut tentunya menjadi hambatan di dalam kehidupan seksual Moms dan Dads.
Sementara hubungan seksual adalah salah satu kegiatan yang bisa membangkitkan asmara dalam rumah tangga.
Alergi sperma atau hipersensitivitas seminal plasma adalah kelainan langka yang bisa saja menyerang Moms.
Baca juga: Selain Samsung, Hp Xiaomi Banyak Dipalsukan. Ini Cara Membedakannya
Biasanya akan ketahuan jika Moms dan Dads berhubungan seksual tanpa mengenakan kondom.
Sebab alergi ini bisa terdeteksi jika sperma bersentuhan langsung dengan tubuh Moms.
Penyakit ini biasanya didiagnosis oleh dokter sebagai vaginitis, ISK, herpes, penyakit menular seksual dan infeksi ragi.
Penyebab alergi sperma pada Moms karena tubuh menunjukkan respons alergi terhadap protein atau bahan kimia tertentu yang terdapat pada sperma Dads.
Alergi pada cairan sperma ini bisa terjadi karena glikoprotein yang disekresikan oleh kelenjar prostat.
Dalam kondisi ini Moms harus mengetahui gejala-gejala Moms mengalami alergi sperma.
Baca juga: 10 Make Up Terbaik Tahun 2017. Harganya 200 Ribu-an. Tidak Percaya?
1. Gatal kelamin
2. Rasa terbakar pada vagina
3. Warna kemerahan pada kulit yang terkena sperma
4. Terasa sakit saat buang air kecil
5. Terasa sperti di tusuk-tusuk ketika sperma masuk di dalam
Gejalah itulah yang umumnya terjadi ketika Moms menderita alergi sperma.
Moms disarankan untuk segera konsultasi pada dokter ahli karena jika terlalu lama dibiarkan dapat memicu reaksi alergi yang parah seperti anafilaksis.
Reaksi anafilaksis ini bisa ditandai dengan munculnya gejala berupa pembengkakan, gatal serta rasa lemah.
Baca juga: Dads, Pahami Tingkat Gairah Seksual Moms Pada Masa Kehamilan!
Tak hanya itu, Moms bisa saja mengalami tekanan darah rendah dan kesulitan bernapas yang bisa mengancam nyawa.
Pencegahan lainnya Moms bisa berhubungan intim dengan Dads menggunakan kondom sementara waktu.
Namun, jika ingin merencanakan kehamilan bisa konsultasi ke dokter untuk melakukan pembuahan dengan bantuan medis. (*)
(Shevinna Putti Anggraeni / nakita.id)
Source | : | Momjunction |
Penulis | : | Shevinna Putti Anggraeni |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR