Pasalnya, data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan sekitar dua pertiga (67,7 persen) pasien positif corona di dunia mengalami batuk.
Selain demam, mereka juga menunjukkan gelaja batuk, khususnya batuk kering.
Dr. Waleed Javaid, Direktur Pencegahan dan Pengendalian infeksi di Mount Sinai Downtown, seperti dikutip dari New York Post, memaparkan jenis batuk kering yang jadi indikasi corona.
"Batuk kering adalah apa yang kami sebut batuk tidak produktif, karena tidak ada dahak yang muncul," kata Javaid.
Berbeda dengan batuk berdahak yang menghasilkan lendir atau menyebabkan gangguan pernapasan serius, batuk kering ditandai dengan tenggorokan yang gatal.
Kebanyakan orang mengira batuk berdahak adalah gejala batuk yang parah, padahal justru sebaliknya.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | kompas,New York Post |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR