Javaid menjelaskan, batuk berdahak justru merupakan gejala awal yang lebih jinak.
Batuk berdahak umumnya menandakan adanya alergi dan disertai pilek.
Penyakit seperti Bronkitis dan Pneumonia juga sering disertai batuk berdahak, kata Javaid.
Sedangkan dalam kasus corona, hanya 33,4 persen pasien positif corona yang menderita batuk berdahak dan mengalami produksi lendir.
Baca Juga: Saat Dunia Sedang Genting, 6 Pemuda Malah Prank Virus Corona, Warganet Kecewa dengan Hukumannya
Javaid menerangkan, batuk kering malah akan membawa masalah lebih besar, apalagi bila disertai dengan demam terus menerus.
Gejala tambahan virus corona menurut WHO termasuk sesak napas (ditemukan pada 18,6 persen pasien), sakit tenggorokan (13,9 persen pasien) dan sakit kepala (13,6 persen).
Tetapi, kata Javaid, batuk kering tidak selalu berarti kita mengidap virus corona, melainkan dapat terjadi karena ratusan alasan berbeda.
Jika batuk berlangsung terus-menerus, memeriksakannya ke dokter adalah pilihan yang baik.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | kompas,New York Post |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR