Nakita.id - Beberapa waktu lalu publik dihebohkan dengan sebuah kasus pembunuhan sadis.
Yang lebih mencengangkan, pelaku pembunuhan merupakan seorang remaja perempuan berumur 15 tahun (NF).
Gadis remaja tersebut tega menghabisi nyawa bocah berumur 6 tahun (APA) tanpa belas kasihan.
Setelah melakukan pembunuhan, NF menyambangi kantor polisi untuk mengakui perbuatannya.
NF mendatangi Polres Jakarta Pusat dan memberitahu telah menyimpan mayat bocah APA di rumahnya di sekitar Sawah Besar.
Membuat bulu kuduk berdiri, NF sebagai pelaku pembunuhan disebut tidak memperlihatkan tanda-tanda menyesal, bahkan mengaku puas.
Melansir dari kanal Youtube 'MOP Channel', psikolog Mellisa Grace mencoba mengupas motif dari remaja pembunuh itu.
Sebagai informasi, Mellisa Grace juga merupakan seorang artis yang pernah menjadi presenter, bintang iklan, hingga pemain sinetron.
"Dilihat dari kaca mata psikolog, apa sih yang sebenarnya terjadi?" tanya host Ichsan Akbar.
Mellisa menjelaskan untuk mengetahui kondisi psikologis remaja tersebut, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Mantan pemain 'Lenong Bocah' ini menuturkan pernyataan yang dia keluarkan hanya berdasarkan berita yang beredar.
Hal itu pun bisa berubah ketika polisi menemukan fakta lain dalam proses penyidikan remaja NF.
"Secara umum, kasus ini adalah kasus anak, jadi kita perlu amat sangat hati-hati dalam melihat kasus ini, meskipun so far kronologisnya terlihat seperti itu, tapi kita juga perlu membuka pikiran terhadap berbagai macam kemungkinan," terang Mellisa.
Perempuan yang berprofesi sebagai psikolog klinis ini menyebutkan tidak ada faktor tunggal mendasari motif pelaku pembunuhan.
Melainkan, harus dilihat dari segi keseluruhan, mulai dari sifat perilaku, keseharian dengan orang lain, hingga lingkungan hidupnya.
"Secara genetik, kita perlu lihat ada tidak riwayat gangguan mental, kedua ada disposisi atau faktor bawaan psikologis, karena beberapa hormon terbukti meningkatkan agresivitas, kemudian dilihat dari fungsi neurologi, dalam arti fungsi otak dan struktur otak," kata Mellisa.
Melihat unggahan gambar dan tulisan dari pelaku yang bernada depresif, Mellisa Grace mengungkap pendapatnya.
"Secara umum, remaja itu mencari banyak hal, nyoba dan gagal, di masa ini juga masa pembentukan identitas diri, apakah dia baik atau buruk," terang Mellisa.
"Bahwa anak ini orang tuanya mengalami perceraian, meskipun ini tidak menjadi stigma, pertanyaannya kalau dia lagi sedih ada temen curhat nggak, kalau dia lagi stres ke siapa, as human being kita butuh koneksi, kalau dia enggak dapat itu ya lewat sosial media, ini adalah cara dia untuk membuat koneksi dengan orang lain," imbuhnya.
Tak cuma itu, ia juga menanggapi tentang coretan, gambar dan tulisan bernada depresif dari pelaku pembunuhan.
Melissa melihat coret-coretan NF itu sebagai bentuk luapan hati, kesedihan dari NF.
"Di sini ada gambaran kesedihan yang teramat sangat, karena tadi, dia konsisten seperti itu, kayak bener-bener deep pain," tutur Mellisa.
"Saya merasa ini anak, dia yang dibutuhin adalah orang yang akan mencintai kamu, tapi siapa enggak tahu, jadi anak ini butuh kasih sayang," tukasnya.
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR