Nakita.id - Usai 2 orang dinyatakan positif corona, jumlah pasien yang menderita terus meningkat.
Bahkan baru-baru ini dikabarkan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi juga dinyatakan positif corona.
Tentunya jumlah pasien corona yang terus meningkat cukup membuat resah masyarakat.
Hal itu membuat masyarakat berbondong-bondong memburu masker dan cairan pembersih tangan guna mencegah penularan virus ini.
Padahal justru ada aktivitas yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia dan sejak lama dianggap lumrah inilah yang membuat kita rentan tertular virus Covid-19.
Sebagai masyarakat Indonesia pasti tidak asing dengan orang yang merokok.
Bahkan rokok di Indonesia dijual dengan harga cukup murah dan tak jarang dijual per batang sehingga memudahkan masyarakat untuk mendapatkannya.
Namun, kenyataannya kebiasaan merokok justru membuat penularan virus corona lebih mudah.
Pasalnya perokok dinyatakan lebih rentan terkena virus corona dibandingkan masyarakat yang tidak merokok.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Lembaga Biologi dan Pendidikan Tinggi Eijkman Kementerian Riset dan Teknologi, Amin Soebandrio.
"Merokok dapat mengubah sel paru menjadi lebih rentan terhadap infeksi corona melalui peningkatan ACE2 di sel tubuh," ujar Amin yang dikutip dari kompas.com.
Pendapat serupa juga datang dari Ketua Pokja Masalah Rokok Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Feni Fitriani.
"Orang yang merokok itu memang meningkatkan reseptor ACE2. Itu kan tempat yang juga diduduki oleh si virus sehingga kalau orang merokok, reseptor atau tempat duduknya lebih banyak. Jadi virus rame-rame bisa datang," ujar Feni di Kantor IDI.
Tak hanya sekedar penjelasan, Amin Soebandrio juga ungkapkan data dari sebuah jurnal dengan judul Epidemiological and Clinical Features of The 2019 Novel Coronavirus Outbreak in China.
Penelitian dalam jurnal tersebut menyebutkan laki-laki di China lebih banyak menderita virus corona hingga alami kondisi yang lebih buruk dibandingkan wanita.
Hal itu didukung dengan penemuan bahwa mayoritas laki-laki di China merupakan perokok berat.
Studi tersebut menunjukkan sebanyak 61,5% penderita pneumonia akibat virus corona merupakan laki-laki.
Bahkan tingkat kematian bagi pasien virus corona laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan.
Tingkat kematian pasien laki-laki yang derita virus corona di China mencapai angka 4,45% .
Sementara tingkat kematian pasien wanita yang derita virus corona di China hanya 1,25%.
Melalui data tersebutlah, Amin Soebandrio berharap masyarakat yang merokok lebih waspada.
"Melihat temuan di atas, masyarakat perlu mengetahui bagaimana perilaku merokok memiliki resiko lebih tinggi terhadap infeksi dan perparah komplikasi Covid-19," jelas Amin.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR