Nakita.id - Penularan virus Corona yang terbilang cepat dan kian meluas membuat berbagai negara di belahan dunia mengambil langkah tegas.
Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengatasi pandemi ini adalah melakukan lockdown atau pembatasan keluar masuk negara.
Dikutip dari Cambridge, lockdown diartikan sebagai sebuah situasi di mana orang tidak diperbolehkan masuk atau meninggalkan sebuah bangunan atau kawasan bebas karena kondisi darurat.
Baca Juga: Mengenal Jahitan Pasca Melahirkan Sesar, Berikut Tips Ampuh Agar Bekas Lukanya Cepat Kering
Sejumlah negara pun sudah melakukan lockdown, dan yang baru-baru ini mengambil keputusan besar tersebut adalah Malaysia.
Dalam usaha menyelamatkan warganya dari penularan virus Corona, Malaysia memberlakukan lockdown selama dua pekan dimulai Rabu (18/3/2020) hari ini.
Melansir dari Kompas.com, pemberlakuan lockdown ini berarti Malaysia menutup semua bisnis kecuali toko yang menjual makanan dan kebutuhan sehari-hari.
Dalam pidato pada Senin (16/3/2020) malam, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengatakan, pemerintah akan menerapkan Perintah Pengendalian Gerakan mulai 18 Maret hingga 31 Maret 2020.
"Pemerintah memandang situasi ini dengan serius, terutama dengan perkembangan gelombang kedua (infeksi)," katanya, seperti dikutip South China Morning Post via Kontan.co.id, Rabu (18/3/2020).
Namun pemberlakuan lockdown ini justru membuat negara tetangga Singapura kelimpungan.
Tidak lain lantaran Singapura sangat bergantung pada pekerja dan suplai makanan dari Malaysia.
Maybank Kim Eng Research memperkirakan, ada sekitar 400.000 warga Malaysia yang bekerja dan belajar di Singapura melintasi perbatasan setiap hari. Potensi pukulan terhadap perekonomian Singapura bisa lebih besar.
"Melarang komuter harian pada dasarnya akan memotong hampir sepersepuluh tenaga kerja Singapura, merugikan industri manufaktur dan jasa," kata Chua Hak Bin, seorang ekonom senior Maybank di Singapura, kepada Bloomberg.
Ia menambahi kalau lockdown yang dilakukan oleh Negeri Jiran bisa memiliki berbagai efek buruk untuk Singapura.
"Lockdown Malaysia, terutama pada perjalanan dan bisnis yang tidak penting, dapat memiliki efek buruk pada perekonomian Singapura," lanjut dia.
Terkait hal tersebut, Singapura mengatakan sedang mencari solusi guna menampung karyawan asal Malaysia.
Mereka akan bekerja sama dengan hotel, asrama, dan unit perumahan, untuk ditawarkan dalam harga terjangkau.
"Pemerintah sedang mencari jalan untuk memberikan dukungan keuangan bagi perusahaan yang perlu segera mengakomodasi pekerja mereka yang terkena dampak," kata Kementerian Tenaga Kerja dalam sebuah pernyataan.
Source | : | Kompas.com,Bloomberg,south china morning post |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR