Nakita.id - Kasus virus corona di Indonesia semakin hari makin bertambah secara drastis.
Kemunculan Covid-19 ini dikenal sebagai virus yang menakutkan hingga mematikan bagi masyarakat secara luas.
Tenaga medis baik dokter, maupun perawat menjadi garda depan yang berhadapan langsung hingga berjuang demi menangani kasus virus corona ini.
Bahkan beberapa diantaranya sudah ada yang ikut terpapar hingga harus meregang nyawa.
Karena berjibaku dengan pasien virus corona, seringkali para perawat dan juga dokter mendapatkan stigma merugikan di kalangan masyarakat.
Belum lama ini publik dikejutkan dengan berita tentang beberapa perawat yang sempat diusir dari tempat kost-kostannya lantaran menangani wabah virus corona.
Pemilik kost'an tersebut takut apabila perawat dari RS terkenal tersebut membawa virus ke dalam rumahnya.
Hal tersebut ramai dibicarakan lantaran ada salah satu akun di Twitter yang meluapkan isi hatinya karena miris mengetahui kabar perawat tersebut.
"Ane dapat kabar yang bikin hati miris, beberapa perawat di RS terkenal ibu jita diusir paksa dari tempat kostnya di sekitar RS tempat mereka bekerja," tulis akun @WagimanDeep212.
Tak hanya diusir paksa dari hunian kostnya, perawat tersebut juga ditolak ketika hendak membeli makan di salah satu warteg.
"Bahkan sempat ditolak juga ketika beli nasi di warteg," sambung akun tersebut.
Postingan tersebut pun langsung mendapat tanggapan dari ribuan pengguna twitter, bahkan banyak pula yang ikut merespons.
Banyak warganet yang ikut meradang membaca kisah perawat tersebut, ada pula yang bersedia menyiapkan rumahnya untuk singgah para perawat.
Salah satu warganet pun memberi saran bagi pemerintah untuk segera menyiapkan makanan dan tempat beristirahat bagi tenaga medis yang menangani wabah virus corona.
"Makanan harus disupply saat bekerja, bahkan pulang harus bawa makanan. Jangan boleh jajan, kalau perlu tempat istirahatnya disediakan, bisa di mess tentara, apartemen dekat situ, atau hotelnya pak surya paloh itu bisa juga," tulis salah seorang warganet.
Source | : | |
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR