Nakita.id - Menimbang masalah kepraktisan, Kita sebagai orangtua mungkin akan menggunakan pospak (popok sekali pakai).
Namun, mungkin akan tebersit dalam benak Moms, sampai kapan anak harus tetap menggunakan pospak?
BACA JUGA: Bayi Susah Buang Air Besar? Begini Cara Mengatasinya ya Moms
Sebenarnya, saat usia anak 1 tahun, ia dapat diajarkan melepas pospak, karena di usia ini banyak anak yang mulai teratur dan mampu mengontrol buang air kecilnya.
Anak pun mulai bisa mengomunikasikan bahwa ia akan pipis meski masih terbatas, selain juga mulai bisa menahan air seninya untuk tidak keluar meski hanya beberapa detik.
Pastinya, ada empat tanda yang menunjukkan anak siap melepas pospak, yaitu:
1. Anak dapat memberitahukan kepada orangtua ketika pospaknya sudah penuh, berat, dan bocor.
Orangtua bisa menjelaskan hal yang terkait penggunaan pospak secara sederhana.
Misal, "Pospaknya suka penuh ya, kamu tidak nyaman memakainya, ya? Kita latihan tidak pakai pospak, yuk!"
BACA JUGA: Popok Kain Atau Popok Sekali Pakai?
2. Anak mulai mengerti tanda-tanda dirinya hendak pipis atau pup.
Biasanya ia akan memegang perut atau mengucapkan kata "pipis" atau "pup".
Kembangkan pemahaman ini dengan mengatakan, kalau pipis atau pup, tempatnya di kamar mandi.
3. Ketika melihat ibu dan ayah mandi, mencuci kaki, sikat gigi di kamar mandi, anak tertarik untuk ikut-ikutan.
Ini menunjukkan anak tertarik beraktivitas di kamar mandi.
Manfaatkan ketertarikan untuk mengarahkan anak bahwa kalau bersih-bersih itu di kamar mandi.
4. Anak mulai memahami, ketika ingin bersih-bersih, seperti mandi, cebok, cuci kaki, dan lainnya adalah di kamar mandi. bisa arahkan anak kalau mau pipis atau pup di kamar mandi.
BACA JUGA: Mengasuh Anak dengan Metode Bercerita Agar Ia Tumbuh Jadi Mandiri
Melepas pospak erat kaitannya dengan toilet learning.
Jadi, seiring dengan melatih anak melepas pospak, ajarkan pula melakukan toilet learning.
Jika dilakukan secara konsisten dengan cara yang menyenangkan, diharapkan setelah usia 3 tahun, tidak mengompol lagi.
Berikan penjelasan sederhana ke anak.
Misal, "Adek, kan sudah besar, bukan bayi lagi. Nanti pipisnya di toilet ya!"
Contohkan aktivitas bertoilet, baik itu pipis, pup, mandi, juga cuci kaki dan tangan.
Tujuannya agar anak memahami kalau mau bersih-bersih tubuh tempatnya adalah di toilet.
Minta anak memberi tahu jika mau pipis/pup, tetapi orangtua kita juga perlu memahami bahasa yang diungkap anak, bisa lewat ucapan, ekspresi wajah, memegang perut atau alat kelamin, diam di sudut ruangan, dan lainnya.
Perhatikan pola berkemihnya, berapa jam sekali biasanya pipis atau pada saat kapan ia biasanya pup Jika sudah tahu waktunya, maka beberapa menit sebelumnya ajak anak ke toilet.
Moms, Yuk Wujudkan Tubuh Sehat di Tahun Baru dengan Kesempatan Emas dari Prodia Ini!
Source | : | Buku Nakita |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Bayu Probo |
KOMENTAR