Hal itu dilakukan setelah orang-orang Iran resah dan menganggap pemerintah meremehkan pandemi yang menyerang Iran.
"Kabar itu menyebar dan orang-orang yang sekarat tidak berpikir ada bahaya lain yang bisa ditimbulkan," kata Dr Knut Erik Hovda, seorang ahli toksikologi klinis di Oslo.
Menurutnya kasus keracunan metanol ini bisa menjadi wabah yang sama buruknya dengan virus corona.
Sebagian besar orang Iran muda yang terinfeksi virus corona, akan mengalami batuk, demam, dan flu beberapa hari kemudian menghilang.
Namun, bagi lansia terutama yang memiliki masalah kesehatan, penyakitnya semakin parah karena menyebabkan pneumonia, hingga kematian.
(Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul "Termakan Hoax, 300 Penduduk di Iran Meninggal dan 1.000 Lainnya Kritis, Akibat Minum Obat yang Diyakini Bisa Melindungi dari Virus Corona")
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | intisari |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR