Kejadian SPD yang terjadi sekitar satu dari 300 kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat bahwa lebih dari 2 persen dari semua wanita hamil akan mengalami SPD.
Baca juga: Happy Salma Unggah Video Kinan Ikut Acara Adat. Netizen malah Salah Fokus ke Tasnya Kinan
Apa Saja Tanda Dan Gejala SPD?
Gejala yang paling umum adalah kesulitan saat berjalan dan muncul rasa nyeri berlebihan hingga berasa seolah panggul Moms akan terlepas.
Biasanya, rasa sakit itu terfokus pada area kemaluan, namun pada beberapa wanita rasa sakit akan terasa hingga ke paha bagian atas dan perineum.
Rasa sakit itu bisa memburuk saat Moms berjalan dan melakukan aktivitas menahan beban, terutama yang melibatkan mengangkat satu kaki, seperti saat menaiki tangga, berpakaian, masuk dan keluar dari mobil, bahkan membalikkan badan di tempat tidur.
Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, sendi dapat terlepas.
Suatu kondisi yang disebut disuster simfisis pubis atau pemisahan simfetarium, yang dapat menyebabkan rasa sakit yang lebih serius pada panggul, selangkangan, pinggul dan bokong Moms.
BACA JUGA: Happy Salma Unggah Video Kinan Ikut Acara Adat. Netizen malah Salah Fokus ke Tasnya Kinan
Sebenarnya, SPD sangat jarang mempengaruhi persalinan yang membuat Moms tidak bisa melakukan persalinan normal dan harus melakukan operasi sesar.
Alison Bourne, Fisioterapis kesehatan wanita dari babycenter mengatakan, SPD seharusnya tidak menyebabkan Moms bermasalah saat persalinan.
Menurutnya jika melakukan persalinan secara sesar nyeri panggul yang parah akan lebih lama sembuh dibandingkan dengan persalinana normal.
Sebagai antisipasi, jika Moms mengalami SPD selama kehamilan, Moms sebaiknya memakai sabuk pengaman atau korset khusus untuk panggul.
Lakukan kegel dan miringkan panggul. Praktik secara teratur membantu memperkuat otot panggul, Moms.
Hindari pemicu terjadinya SPD seperti hindari mengangkat atau mendorong benda berat.
Jika sakitnya semakin parah, tanyakan kepada dokter mengenai keluhan Moms.
Source | : | Instagram,baby center,what to expect |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR