Nakita.id - Beberapa waktu lalu beredar pemberitaan soal jenazah pasien Covid-19 yang ditolak untuk dimakamkan di suatu wilayah.
Di Tasikmalaya, Jawa Barat, ada seorang warga meninggal akibat positif corona saat dikarantina di salah satu rumah sakit swasta sempat tertahan di mobil ambulans selama 24 jam.
Ia ditolak warga dan pihak Krematorium di Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Senin (30/3/2020) dini hari.
Baca Juga: Jadi Korban Serangan Virus Corona, Begini Potret Terbaru Menhub Budi Karya yang Terbaring di Rumah Sakit hingga Banjir Doa
Jenazah terpaksa disimpan di mobil ambulans yang terparkir di kantor BPBD Kota Tasikmalaya, sembari menunggu koordinasi pelaksanaan kremasi dan berkomunikasi dengan masyarakat setempat serta pemilik krematorium.
Berbeda dengan kisah tersebut, ada sebuah kisah yang tak terduga dari warga Majene, Sulawesi barat.
Kejadian ini berawal dari sebuah video viral yang memperlihatkan warga memberi dukungan pada warga positif corona yang dijemput menggunakan ambulans viral di media sosial.
Baca Juga: Sembuh dari Virus Corona di Usia 85 Tahun, Nenek Ini Disoraki Saat Keluar Rumah Sakit, Ada Apa?
Dalam video tersebut terdengar warga yang berteriak "semangat" dari kejauhan saat pasien dievakuasi ke ambulans.
Video tersebut diambil di Majene, Sulawesi Barat pada Minggu (29/3/2020).
Dikutip dari Kompas.com, Pasien positit corona adalah remaja 14 tahun salah satu santri di pondok pesantren di Bogor, Jawa Barat.
Ia pulang dan tiba di Bandara Sultan Hasanuddin pada Rabu (25/3/2020) sore.
Baca Juga: Masih Ingat dengan Bocah Korban Tsunami Aceh yang Jadi Anak Angkat Christiano Ronaldo? Kini Resmi Menikah, Begini Curhatnya
Saat screening, suhu tubuh remaja tersebut mencapai 38,5 derajat celsius.
Tak hanya itu, ia juga batuk, flu, dan mengeluh gatal pada tenggorokan.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Barat Muhammad Alif, pasien langsung dirawat di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar.
Karena kondisinya membaik, ia pun diperkenankan pulang ke Majene.
Ia pulang menggunakan mobil pribadi dengan lima anggota keluarganya.
Mereka tiba di rumahnya pada Sabtu (28/3/2020) malam.
Tak lama kemudian, Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar mengeluarkan data bahwa pasien 14 tahun itu positif corona.
"Iya, betul. Pasien yang dari Majene dinyatakan positif," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Barat Muhammad Alif.
Alif pun meminta agar Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Majene mendatangi rumah pasien dan memintanya untuk tidak keluar rumah.
Baca Juga: Berhati Bak Malaikat, Hengky Kurniawan Rela Pinjamkan Rumah Mewahnya untuk Tempat Istirahat Tenaga Medis yang Memberantas Virus Corona, Warganet: ‘Mulia Sekali Hatinya’
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majene, Rahmat Malik, warga yang dijemput itu merupakan temuan pertama orang terinfeksi virus corona di Majene.
"Dia tiba di rumahnya Sabtu (28/3/2020) malam. Kami minta untuk tidak keluar rumah sambil menunggu tim medis dari provinsi menjemputnya," ujarnya.
Saat ini empat keluarga pasien tersebut diisolasi mandiri di rumahnya dan diawasi oleh tenaga medis.
Bupati Majene mengatakan selama masa isolasi, seluruh kebutuhan hidup keluarga ditanggung oleh pemerintah kabupaten.
"Keluarga ditangani tim gugus, akan terus dimonitor," ucap Fahmi.
(Artikel ini telah tayang di Wiken.grid.id dengan judul "Satu Warga PDP Virus Corona dan Dijemput Ambulans, Tak Diduga Reaksi Tetangganya Malah Seperti Ini ")
Source | : | Wiken |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR