Nakita.id – Virus corona masih menjadi momok yang menakutkan bagi banyak negara di dunia.
Terlebih lagi, pada Jumat (3/4/2020) kemarin, jumlah kasus Covid-19 di dunia telah mencapai 1 juta kasus.
Sayangnya, di saat wabah ini kian memprihatinkan, vaksin untuk menyembuhkan virus corona belum juga ditemukan.
Namun, belakangan ini, beberapa peneliti dunia tengah memperbincangkan satu alat yang disebut-sebut ampuh untuk menyembuhkan pasien virus corona.
Ya, alat tersebut adalah inhalasi gas hidrogen.
Alat ini mendadak naik ke permukaan bermula dari pernyataan seorang pakar farmasi di sebuah situs jurnal penelitan researchgate pada 3 Maret 2020 lalu.
Situs penelitian ini menampilkan diskusi para peneliti dari berbagai negara yang membahas potensi hidrogen untuk membantu pengobatan Covid-19 yang dinilai murah dan efektif.
Diskusi tersebut diawali oleh Duried Alwazeer, seorang peneliti dari Redox Research Center and Associate Profesor Department of Food Engineering di Igd Üniversitesi, yang menyatakan pada 2007 banyak penelitian dilakukan untuk menggunakan gas hidrogen sebagai agen terapeutik pada berbagai penyakit.
Selain itu, ada pula berbagai penelitian yang melaporkan efek perlindungan hidrogen terhadap kerusakan paru iradiasi dan perbaikan cedera paru hiperoksik.
Ia lantas mengajak rekan-rekan ahli yang bekerja di patologi virus untuk menguji kemungkinan aplikasi hidrogen sebagai pengobatan Covid-19 yang potensial dan murah.
Pesan ini langsung disambut oleh pernyataan Shirley Xiao Yu Wu, seorang profesor ilmu farmasi, University of Toronto, Kanada.
Menurutnya, beberapa tim medis Cina tengah merekomendasikan penggunaan 66,6 persen hidrogen dan 33,3 persen oksigen untuk inhalasi sebagai pengobatan Covid-19, karena hidrogen dinilai aman dalam mengurangi radikal bebas dan peradangan sitokin.
Hingga kini, diskusi dalam situs jurnal tersebut pun masih berlangsung dan menunggu hasil dari metode perawatan ini.
Lantas, bagaimana sebetulnya cara kerja hidrogen dalam mengatasi infeksi virus dalam tubuh?
Menurut Elvin Gultom, medical trainer sekaligus direktur dari klinik kesehatan dan kecantikan Rhed Clinic, menyatakan gas hidrogen memiliki fungsi untuk mengurangi radikal bebas dan meningkatkan pelepasan sitokin atau protein kecil yang berfungsi penting dalam sistem imun.
Baca Juga: Ada Himbauan Bekerja di Rumah Saat Wabah Virus Corona, Jokowi Bagikan Kabar Ini Untuk Indonesia
“Sitokin juga memodulasi keseimbangan respons imun humoral dan respons imun selular. Selain berperan penting dalam sistem imun, sitokin juga dapat berperan untuk mengatasi peradangan, infeksi, kanker, dan sepsis,” ujarnya, Jumat (3/4/2020).
Dengan demikian, kata Elvin, jika ada penggunaan inhalasi hidrogen pada penanganan pasien terinfeksi virus, bisa jadi fokusnya sebagai antioksidan dan juga membantu pelepasan sitokin yang akan membantu meningkatkan sistem imun, serta menjaga keseimbangan antara imun humoral dan selular, sehingga daya tahan tubuh lebih maksimal.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Leonardo Wiesan, Co-Founder LiveWell Global, perusahaan network marketing yang bergerak di bidang alat bantu kesehatan dan kecantikan.
Menurutnya, di Jepang, Korea Selatan, Cina, dan negara-negara maju, air dan inhalasi hidrogen sudah menjadi kebutuhan sehari-hari untuk menjaga kesehatan.
Hidrogen sudah memiliki banyak pengujian dari berbagai penelitian yang dapat membantu penyembuhan berbagai penyakit, mengusir radikal bebas, dan menjaga daya tahan tubuh.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul, “Dibicarakan Peneliti Dunia, Inhalasi Hidrogen Disebut Bisa Bantu Perawatan Pasien Covid-19 di Cina”.
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR