Nakita.id - Pekan Imunisasi Dunia (PID) selalu diperingati setiap minggu terakhir di bulan April.
Dimana itu artinya pada tahun ini, Pekan Imunisasi Dunia jatuh pada tanggal 24 - 30 April 2018.
Nah, hingga sampai saat ini kesuksesan cakupan imunisasi masih menjadi tantangan dan perhatian setiap negara di dunia.
Sebab secara global cakupan imunisasi masih stagnan di 86% tanpa adanya perubahan signifikan selama beberapa tahun terakhir.
Bahkan 19,5 juta bayi di dunia masih melewatkan imunisasi, dimana 60% diantaranya tinggal di Angola, Brazil, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Indan, Iraq, Nigeria, Pakistan, Afrika Selatan, dan Indonesia.
Padahal imunisasi adalah salah satu langkah tepat untuk melindungi bayi dari kecacatan dan bahkan kematian.
BACA JUGA: Hindari Kata 'Tidak', Begini Cara Mendisiplinkan Anak Sesuai Usia
Untuk itu dalam rangka memperingati Pekan Imunisasi Dunia, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengajak pemerintah, organisasi profesi, lembaga sosial masyarakat, masyarakat umum, mitra swasta, dan media untuk menambah upaya dalam peningkatan cakupan imunisasi di Indonesia.
Prof dr Cissy B Kartasasmita selaku Ketua Satuan Tugas Imunisasi Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) mengatakan terdapat tujuh penyakit berbahaya yang dapat dicegah dengan cara imunisasi.
"Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi atau PD3I adalah polio, hepatitis B, pertusis, difteri, haemophilus influenzae tipe B, campak dan tetanus," ujarnya dalam seminar 'Capai Imunisasi Lengkap: Bersama Melindungi dan Terlindungi' yang diadakan di Gedung IDAI, Jakarta, pada Rabu (25/4).
Ia kemudian menjelaskan angka kejadian PD3I masih tinggi dan menjadi ancaman kesehatan di dunia. Terutama di negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Dimana kejadian penyakit menular di Indonesia cenderung menjadi kejadian luar biasa (KLB) yang kemudian mengakibatkan angka kematian tinggi dan biaya pengobatan individu meningkat yang menambah biaya kesehatan nasional.
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR