Nakita.id – Dipenghujung tahun 2017, Indonesia dikejutkan dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri.
Menurut laporan berbagai Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten hingga 16 Desember 2017, difteri telah menyebar di 26 provinsi dan 130 kabupaten di Indonesia.
Ketua PP IDAI, DR. Dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K), pada konferensi pers PB IDI, IDAI dan PABDI, Senin (18/12), mengatakan bahwa KLB difteri di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia.
Hal ini pun mau tak mau menjadi pekerjaan rumah bagi Kementrian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia untuk memperhatikan perkembangan dari penyakit yang menyerang saluran pernafasan manusia ini.
Namun di sisi lain, ternyata tidak hanya Difteri yang menjadi perhatian utama Kemenkes di tahun 2017 ini.
Baca juga: Ingin Umur panjang? Coba Mulai Konsumsi Bahan Makanan Ini Moms
dr. Soeko Werdi Nindito D, MARS, Kepala Bagian Program dan Informasi Setditjen Yankes, Kemenkes RI mengatakan bahwa selain difteri, salah satu perhatian utama Kemenkes di tahun 2017 ini adalah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
“Fokus Kementrian Kesehatan yang sering diulang-ulang dan terus diingatkan dimasyarakat itu adalah gerakan masyarakat hidup sehat. Agar masyarakat itu tidak sakit.
Karena kalo ini dibiarkan terus, mau ada bantuan BPJS atau penambahan rumah sakit dan fasilitas rumah sakit pun pasti akan terus kurang.
Jadi melalui gerakan ini kita upayakan bagaimana caranya agar masyarakat hidup sehat,” jelas dr. Soeko Werdi Nindito D, MARS saat ditemui Nakita.ID di kawasan M.H Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat.
Baca juga: Bagaimana Cara Moms Mengepalkan Tangan? Jawabannya Ungkap Kepribadian!
Melalui Germas ini, Kemenkes mengajak masyarakat untuk olahraga, tidak merokok, tidak minum alkohol, makan sayur dan buah, cukup tidur, dan tidak stres.
Hal ini didasari oleh fakta kesehatan di Indonesia di mana penyakit tidak menular meningkat tajam.
Padahal penyakit ini dapat dicegah dengan gaya hidup yang sehat.
Namun sayang, masyarakat umumnya masih belum menerapkan gaya hidup sehat sehingga penyakit hipertensi, stroke, dan gula masih tetap tinggi.
Bahkan untuk mendukung gerakan tersebut, Soeko mengaku setiap jam 10.00 dan 14.00 WIB seluruh orang dalam Gedung Kementrian Kesehatan harus melakukan senam peregangan.
“Coba saja datang. Setiap jam 10 dan 2 di Gedung Kemenkes ada music dan semua orang di gedung itu melakukan peregangan,” ujar dr. Soeko Werdi Nindito D, MARS
Selain itu, untuk menggalakkan gerakan ini, kemarin tepatnya Kamis (14/12) Kemenkes mengadakan acara Forum Tematik Bakohumas Kemenkes.
Baca juga: Bukan Keto, Ini Diet Ala 3 kota dengan Penduduk Tersehat di Dunia.
Melalui forum ini, Kemenkes mensosialisasikan Germas kepada 50 peserta perwakilan humas Kementrian Lembaga.
Dengan begitu, diharapkan para humas tersebut dapat mendorong sosialisasi Germas kepada karyawan di lingkungan kerja dan masyarakat luas.
Nah dalam forum ini ada satu pesan penting dari Menteri Kesehatan, Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek loh Moms.
“Kita di Negara tropis, banyak sayuran dan buah tumbuh. Rasanya enak dan menyegarkan.
Semua ada dan tumbuh di Indonesia. Harusnya kita bersyukur dengan banyak makan buah dan sayur.
Seharusnya kita menjadi masyarakat yang siap makan makanan sehat, bukan makanan enak.
Sehingga kita akan menjadi manusia yang sehat,” kata Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek yang dikutip dari depkes.go.id.
6 Tips Membujuk Anak Agar Nyaman Menjalani Pemeriksaan dan Perawatan Saat Sakit
Source | : | Kementerian Kesehatan |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR