Singkat cerita, saat sedang menjalankan terapi usus Elly mendapati dirinya mengalami keputihan yang berlangsung lama, tidak berbau dan volume-nya banyak.
"Ketika datang ke dokter kandungan, saya hanya diberikan obat jamur. Sempat sembuh, tapi keputihannya timbul lagi. Setelah 2 kali ganti dokter, konsultasi dengan dokter yang menangani terapi usus saya. Saat itulah dia bilang ada hal yang enggak beres dengan tubuh saya. Setelah dirujuk ke dokter kandungan onkologi, saya terkena kanker serviks", jelasnya.
BACA JUGA: Masih Sering Dilakukan, Ternyata Beberapa Hal ini Bisa Picu Kanker Kulit
Elly merasa lega, karena kanker serviks-nya masih pada tahap awal sehingga pengobatan lebih mudah dilakukan.
Operasi Juli 2016, setelah hasil patologi anatominya keluar dinyatakan potongan jaringan operasinya sudah bersih sepenuhnya dari kanker.
"Saya fokus dengan terapi kanker usus, untuk kanker serviks saya hanya kontrol rutin ke dokter kalau semisal ada keluhan", ujarnya.
Ibu Elly yang pernah bekerja di industri penerbangan ini mengisahkan, ia tidak pernah merasa stres dan putus asa saat divonis kanker.
Ia percaya bahwa setiap penyakit, seberat apapun itu pasti ada obatnya.
BACA JUGA: Koleksi Boneka Chacha Frederica Bikin Sarah Sechan dan Mumuk Merinding
Untuk itu, akan lebih mudah jika suatu penyakit telah terdeteksi sejak awal, karena pengobatan akan lebih mudah dan peluang untuk sembuh lebih tinggi.
Bahkan, perjuangan melawan penyakitnya inilah yang menjadi inspirasi tersendiri untuk bergabung dengan KICKS (Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks Indonesia).
Hal ini ia lakukan agar bisa meningkatkan kepedulian terhadap penyakit kanker, utamanya kanker serviks.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR