Nakita.id - Kasus corona di Indonesia masih terus mengalami pelonjakan setiap harinya.
Berdasarkan data yang tercatat saat ini per Jumat (10/04/2020) sudah ada sekitar 3,296 kasus.
Ada sekitar 252 orang yang berhasil disembukan dari virus tersebut, ada pula yang tidak berhasil diselamatkan.
Ada sekitar 280 orang yang sudah menghembuskan napas terakhirnya akibat wabah virus corona.
Angka kematian tersebut dapat dinilai tinggi, pasalnya jumlah pasien yang sembuh lebih sedikit dibandingkan yang meninggal.
Menurut Dr. Erlina Burhan, Sp.P (K) mengatakan, virus ini sebenarnya bisa saja sembuh meski belum ada vaksinnya yang efektif.
Bahkan negara luar pun banyak yang berhasil menyembuhkan pasien dan menekan angka kematian yang diprediksi hanya lima persen kemungkinannya.
"Angka kematian di luar itu antara 3,4 sampai lima persen," tutur Dr. Erlina Burhan, Sp.P (K) dalam video podcast di akun Youtube Deddy Corbuzier.
Deddy selaku pembawa acara, ikut mempertanyakan mengapa angka kematian di Indonesia bisa mencapai kurang lebih 10 persen.
"Tapi kenapa di sini bisa sampai 10 persen dok?" tanya Deddy pada Dr. Erlina Burhan, Sp.P (K).
Menurut Dr. Erlina Burhan, Sp.P (K), angka kematian bisa tinggi dikarenakan pendeteksian yang tidak cukup banyak terhadap virus tersebut.
"Kenapa 10 persen? Karena kita under detection. Kita tidak cukup banyak mendeteksi. Jadi, orang kan banyak yang bilang contoh tuh Korea Selatan, jadi di sana kan enggak pembatasan tapi bisa mendeteksi banyak banget 15.000 perhari deteksinya loh," jelas Dr. Erlina Burhan, Sp.P (K).
Baca Juga: Kenang Glenn Fredly, Raffi Ahmad Main Piano Bawakan Lagu Januari: 'Selamat Jalan Opa Glenn'
Menurut Dr. Erlina Burhan, Sp.P (K), test SWAB untuk corona lah yang harus diperbanyak guna mendeteksi lebih cepat dan banyak pasien yang terinfeksi covid-19.
"Di Korea itu enggak pakai rapid test, tapi pakai SWAB jadi menurut saya itu yang harusnya diperbanyak," tutup Dr. Erlina Burhan, Sp.P (K).
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR