Nakita.id - Jumat (10/4/2020) malam Gunung Anak Krakatau dikabarkan meletus.
Letusannya bahkan berlangsung sampai Sabtu (11/4/2020) dini hari.
Meski berada di level II atau waspada, tak sedikit publik yang khawatir dengan fenomena letusan Gunung Anak Krakatau.
Seperti diketahui, Gunung Anak Krakatau memiliki sejarah letusan dahsyat yang dikenal dunia.
Bersamaan dengan Gunung Anak Krakatau yang erupsi, banyak warga yang mengaku mendengar suara dentuman.
Suara tersebut mayoritas didengar oleh warga Jabodetabek.
Bahkan, di media sosial Twitter, banyak warganet yang berkeluh kesah mengenai suara yang dibarengi dengan letusan Gunung Anak Krakatau.
Meski demikian, pihak PVMBG menjelaskan bahwa suara gemuruh atau dentuman yang didengar warga bukan berasal dari letusan Gunung Anak Krakatau.
Menyoal Gunung Krakatau, seorang ahli retrokognisi, Om Hao sempat menyinggung kemegahannya.
Melalui kanal YouTube "Kisah Tanah Jawa", Om Hao berbagi kisah mengenai kaitannya dengan Gunung Krakatau dengan Pantai Karangbolong.
"Beliau ini yang hadir sebenarnya Prabu Rakata," jelas Om Hao dikutip dari kanal YouTube 'Kisah Tanah Jawa' (6/4/2020).
Om Hao pun menjelaskan siapakah sosok Prabu Rakata.
"Jadi beliau adalah salah satu pemimpin yang ada di Gunung Krakatau mas.
"Tapi Gunung Krakatau di tengah-tengah ya antara Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa, dipisahkan dengan Selat Sunda," tukas Om Hao.
Ahli retrokognisi kondang itu juga menjelaskan mengenai fenomena dahsyat yang terjadi di saat Pulau Jawa dan Sumatera menjadi satu kemudian terpisah.
"Dahulunya, Wallahualam ya, tapi beribu-ribu juta tahun yang lalu, panjang sekali, ini masih menyatu daratan, jadi antara Pulau Jawa dan Sumatera ini menjadi satu.
"Tapi karena ada seperti megathrust ya, gempa bumi besar, kemudian gempa tektonik dan gempa vulkanik.
"Dan juga ada zaman es, sehingga ini sekarang terpisah posisinya dan secara magis ini ditugaskan untuk menunggu dua pulau besar ini, Gunung Krakatau pengendalinya," jelas Om Hao.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR