Nakita.id - Jumlah pasien yang dinyatakan positif virus corona semakin meningkat, termasuk di Indonesia.
Bahkan hingga Sabtu (11/4/2020), pemerintah Indonesia melaporkan sebanyak 3.842 orang positif terinfeksi Covid-19.
Tentu melonjaknya jumlah tersebut membuat pemerintah makin meningkatkan kewaspadaan, salah satunya tentang penggunaan masker.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan bila masker hanya dipakai oleh orang yang sakit saja, sehingga masyarakat yang sehat diharap tidak memakai masker.
Baca Juga: Terpaksa Kerap Delivery Belanjaan karena PSBB, Ini Tips Agar Makanan dan Barang Bebas Corona
Hal tersebut diungkapkan Terawan beberapa waktu lalu untuk membantu tenaga medis yang membutukan masker medis.
Seperti yang kita tahu, stok masker dan hand sanitizer kian menipis semenjak Covid-19 masuk ke Indonesia.
Namun melihat adanya lonjakan jumlah pasien, akhirnya Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyarankan masyarakat memakai masker.
Akan tetapi, pria yang akrab disapa Yuri ini mengimbau masyarakata mengenakan masker berbahan kain.
Meski dibolehkan menggunakan masker, Yuri mengatakan bila penggunaan masker kain hanya boleh dipakai selama 4 jam dalam satu hari.
Mengutip dari Kompas.com, Yuri menyampaikan, "Kita gunakan maksimal 4 jam dalam sehari dan kemudian cuci kembali dengan air sabun," ujar Yuri di Graha BNPB, Jakarta, Senin (6/4/2020).
Selain mengimbau penggunaan masker kain, Yuri juga meminta masyarakat tak perlu membeli masker medis karena masker tersebut hanya diperuntukkan bagi petugas kesehatan.
"Oleh karena itu kita cukup menggunakan masker kain yang bisa kita buat sendiri Mari sekali lagi kita semua menggunakan masker, masker untuk semua," lanjut Yuri.
Lalu, mengapa penggunaan masker tak boleh lebih dari 4 jam?
Mengutip dari Serambinews.com, Yuri juga sempat memberi informasi alasan pemakaian masker kain kini dianjurkan pemerintah.
Ia juga mengungkapkan alasan masker tak boleh dipakai lebih dari 4 jam.
"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu, di luar banyak sekali kasus yang berpotensi menularkan ke kita." tegasnya.
Lalu, seberapa efektifkah penggunaan masker kain dalam mencegah penularan virus corona? Dilansir dari Kompas.com, dokter pakar dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI RSUP Persahabatan, Erlina Burhan, memberikan penjelasan.
Ia mengatakan bahwa masker kain bisa dijadikan opsi untuk mencegah penularan virus corona jika masker bedah langka.
Baca Juga: Kabar Baik Kembali Datang Terkait Virus Corona, WHO Tegaskan Covid-19 Tak Menular Melalui Udara
Hal itu dikatakan Erlina saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (1/4/2020).
"Kalau masker kain itu menjadi pilihan terakhir bila tidak ada lagi masker maka masker kain menjadikan pilihan terakhir untuk mencegah penularan virus ini," kata Erlina.
Kendati demikian, Erlina mengingatkan pengguna masker kain masih harus menjaga jarak satu hingga dua meter dengan orang lain.
Alasannya, masker kain hanya memiliki kemampuan filtrasi sebesar 10 sampai 60 persen partikel dengan ukuran tiga mikron.
Masker kain, menurut dia, juga tidak mampu menahan partikel aerosol dan airborne.
"Masker kain ini bila dalam keadaan terpaksa bisa dipakai, tapi memang tidak sebaik seefektif masker bedah," ujar dia.
Meski begitu, Erlina mengatakan penggunaan masker kain tetap memiliki beberapa keuntungan yakni bisa dipakai secara berulang.
Baca Juga: WHO Ungkap Virus Corona Mulai Menyebar Melalui Udara, Ahli Benarkan dengan Penelitian
Namun, ia mengingatkan bahwa masker kain harus dicuci dahulu jika akan dipakai kembali.
"Perlu dicuci dicuci dengan deterjen dan bila perlu memakai air panas. Karena deterjen dan air yang hangat itu bisa mematikan virus," imbuhnya.
Melebarkan Sayap Hingga Mancanegara, Natasha Rizky Gelar Exhibition Perdana di Jepang
Source | : | Kompas.com,Serambinews.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR