Nakita.id - Muncul uban atau rambut putih keabu-abuan biasanya identik dengan tanda penuaan.
Rambut yang berubah warna menjadi putih atau abu-abu ini biasanya karena al oss melanin.
Selain itu karena fisiologi atau usia, dengan berlalunya waktu, melanin dalam tubuh menurun secara bertahap.
Rambut abu-abu dianggap prematur pada orang di bawah usia 30.
BACA JUGA: Unggah Foto Masa Kecil dengan Baju Tradisional Polandia, Tamara Blaszynski Cantik dari Kecil
Poliosis adalah kelabu pada area rambut yang terlokalisir, seperti untaian spesifik di alis mata atau bulu mata.
Sebagian abu-abu, yang merupakan uban tersebar di atas kepala.
Rambut abu-abu seolah menjadi mimpi buruk bagi perempuan karena cukup mengganggu penampilan.
Moms akan merasa tidak percaya diri dan takut terlihat tua di mata orang lain.
Nah, bila tak mau mengalami munculnya rambut putih atau uban prematur atau yang lebih awal, sebaiknya Moms rajin konsumsi makan-makan seperti berikut.
1. Vitamin B5
Vitamin B5, sering disebut asam patothenic sangat diperlukan untuk:
- Pembentukan antibodi yang meningkatkan pertahanan tubuh.
- Membantu menyembuhkan luka
- Mencegah munculnya uban awal
BACA JUGA :Mengejutkan 8 Hal Ini Ternyata Memicu Penyakit Jantung, Hati-hati Moms!
- Memerangi kelelahan
- Mendukung kondisi kulit yang baik, lendir, dan rambut
Sangat penting untuk mengonsumsi kurang dari 6 miligram selama kehamilan dan 7 mg saat masa menyusui.
Mereka yang memiliki hemophilia harus membatasi jumlah B5 karena mempengaruhi koagulasi.
Moms dapat menemukan nutrisi ini dalam makanan seperti hati, kuning telur, brokoli, ikan, alpukat, dan susu.
2. Vitamin B1
Vitamin B1 sangat penting untuk menghasilkan energi dari karbohidrat.
Selain terlibat dalam metabolisme lemak, dan menghindari munculnya uban awal, vitamin ini berkontribusi pada fungsi sistem saraf dan meningkatkan kelincahan mental.
Mengonsumsi vitamin B1 yang cukup mencegah komplikasi serius karena diabetes tipe 2.
Ini juga membantu mencegah masalah kardiovaskular, masalah mata, dan kondisi ginjal.
Untuk mendapatkan vitamin ini konsumsi makanan seperti biji bunga matahari, biji-bijian utuh, kismis, jagung, asparagus, dan sayuran.
BACA JUGA: Waspada Modus Pencurian Baru di ATM Libatkan Anak-anak, Begini Kronologinya!
3. Vitamin B12
Idealnya, seseorang harus mengkonsumsi setidaknya 4 mg vitamin B12 per hari.
Sejauh penampilan awal rambut abu-abu yang bersangkutan, vitamin ini berkontribusi pada repigmentasi rambut.
Ini juga membantu mempertahankan warna aslin rambut.
Makanan yang mengandung itu adalah daging sapi, ikan, ayam, domba, wortel, brokoli, kol bunga, moluska.
4. Hati
Hati adalah salah satu makanan yang membantu memecah hidrogen peroksida, faktor yang berkontribusi terhadap uban.
Ini juga adalah unsur yang kaya katalase, yang melawan efek dari hidrogen peroksida.
Selain itu, membantu mempertahankan warna rambut alami lebih lama.
Namun, penting untuk tidak mengonsumsi hati lebih dari empat kali sebulan.
Ini karena ada sejumlah besar lemak trans dan kolesterol yang dapat membahayakan kesehatan.
Saat menyiapkan hati lakukan hal berikut:
- Sebisa mungkin batasi jumlah lemak.
- Tambahkan sayuran segar dalam jumlah besar.
BACA JUGA :Masih Bayi, Wajah Putra Reisa Broto Asmoro Bak Pinang Dibelah Dua dengan Ibunya!
5. Teh
Setiap versi teh mengandung sejumlah besar silikon.
Mineral ini memiliki kemampuan untuk memperkuat komposisi rambut dan warna alaminya.
Silicon membantu menstimulasi metabolisme sel, yang memperlambat penuaan.
Ini meningkatkan pembentukan dinding pembuluh darah yang bertindak sebagai pembantu yang beredar ke folikel rambut. Semua ini mencegah awal beruban.
BACA JUGA: Venna Melinda Unggah Foto Anak Angkat dan Neneknya Mirip Banget, Kok Bisa?
6. Alpukat
Buah ini adalah pencegah rambut abu-abu yang sangat baik karena kaya akan tembaga.
Mineral ini sangat penting untuk produksi melanin dan katalase.
Kedua nutrisi ini membantu memecah hidrogen peroksida yang terakumulasi di folikel rambut dan menyebabkan munculnya uban.
Source | : | Steptohealth |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR