Nakita.id - Pastinya sudah banyak yang tahu bahwa saat ini Alat Pelindung Diri atau APD para tenaga medis alami kekurangan.
Bagiamana tidak tiap tenaga medis harus menggunakan APD baru tiap harinya.
Dengan begitu banyak masyarakat hingga public figure mendonasikan APD untuk para tenaga medis.
Namun, sayangnya atas pengakuan seorang dokter yang bertugas di Wisma Atlet banyak APD yang tak dapat mereka kenakan.
Hal itu dikarenakan terdapat APD yang tak memenuhi standard.
Seorang dokter relawan dari Ikatan Dokter Indonesia atau IDI yang turun memerangi virus corona di RSD Wisma Atlet, Debryna Dewi Lamanauw melalui Instagramnya @debrynadewi.
Dewi akui banyak masyarakat yang dengan berbaik hati mendonasikan APD untuk tenaga medis.
"People are kind, banyak yang mau donasi APD untuk tenaga medis," tulis dr. Dewi.
Namun, diakui dirinya bahwa tenaga medis memiliki standard tertentu karena risiko penularannya yang tinggi.
"Sayangnya, karna tenaga medis risiko terpaparnya tinggi, kita mau gak mau harus memakai APD yang mempunyai standar tertentu. Jadi banyak donasi yang gak bisa dipakai di sini :(," tulis dr. Dewi.
Para tenaga medis rupanya tak berhenti dengan kurangnya APD untuk memerangi pandemi.
Dewi mengakui dalam unggahan Youtube VOA Indonesia bahwa para dokter miliki komitmen demi menghemat APD.
Cara yang para dokter lakukan yaitu tak melepas APD sama sekali selama bertugas.
Tak melepas APD artinya para dokter benar-benar bekerja selama bertugas tanpa memenuhi makan dan kebutuhan lainnya.
"Dalam 8 jam memang kita nggak makan, nggak minum, dan dan nggak ke belakang (toilet) sama sekali," ucap Dewi.
Bahkan diakui Dewi bahwa tak sedikit dokter yang putuskan menggunakan popok agar tak perlu ke toilet.
Dewi mengakui bahwa komitmen tersebut dipegang oleh para tenaga medis karena tak ada yang mengetahui dengan pasti kapan berakhirnya pandemi ini.
Dengan begitu cara tersebutlah tergolong efektif untuk menghemat persediaan APD.
"Wabah ini kita nggak tahu sampai kapanekstensinya jadi memang komitmen dari kita ya sudah, kalau sudah pakai sebisa mungkin sampai selesai jangan dilepas lagi," ujar Dewi.
Bahkan para dokter menambal bagian APD yang sobek.
"Kalau ada yang bolong ditambal aja," ujar Dewi.
Meskipun perjuangannya berat, Dewi akui tak patah semangat untuk membantu penanganan pandemi covid-19 di Indonesia.
Bagi Dewi kelelahan yang dimaksud bukanlah lelah fisik melainkan lelah mental.
"Yang akan membuat orang itu nyerah atau enggak melanjutkan sesuatu yang dia percaya baik pasti itu capek mental," ujar Dewi.
Pasalnya lelah fisik baginya mudah untuk menyembuhkannya.
"Saya rasa kalau capek fisik itu obatnya gampang. Obatnya cuman tidur atau relaksasi," ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengakui tak rasakan lelah dalam pandemi ini.
"Sampai saat ini, puji Tuhan belum capek mental," ungkapnya.
Semangat yang Dewi miliki dikarenakan ia menyadari bahwa tiap orang miliki cara untuk berperan di tengah pandemi termasuk dirinya yang seorang dokter.
"Setiap orang punya porsinya berbeda-beda untuk berperan, untuk melakukan sesuatu kebetulan karena saya dokter jadi ya saya merasa memang this is my job i have to do it," ujarnya.
Source | : | YouTube,instagram |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR