Nakita.id - Diagnosis autisme yang tepat sejak usia dini sangat membantu mengurangi gejala autisme agar tidak berkembang semakin buruk.
Karena itu, sangat penting bagi orangtua untuk mengenali gejala-gejalanya pada bayi mereka.
Memang tidak mudah mendeteksi autisme. Dibutuhkan ketajaman pengamatan orangtua dan dokter.
BACA JUGA: Tak Disangka, Inilah Manfaat Minyak Alpukat Untuk Kesehatan Kulit
Namun, menurut para peneliti dari Yale University School of Medicine, gejala autisme mungkin sudah tampak pada bayi berusia 6 bulan.
Pada tahapan usia tersebut, anak-anak yang didiagnosis autisme biasanya tidak terlalu peduli pada orang di sekitarnya dan juga aktivitasnya, dibandingkan dengan anak-anak yang normal.
Pada umumnya, anak yang menyandang autisme memang mengalami masalah perkembangan dengan tiga ciri utama, yaitu gangguan pada interaksi sosial, komunikasi, selain keterbatasan minat dan imajinasi.
BACA JUGA: Tak Hanya Tidak Bisa Diam, ini 7 Tanda Lain jika Anak Alami Autisme
Biasanya, pemeriksaan oleh dokter anak diikuti oleh kemungkinan diagnosis Autism Spectrum Disorder (ASD) atau gangguan spektrum autisme, dengan bantuan ahli autisme, observasi anak, tes medis dan banyak lagi.
Seseorang dapat mempertimbangkan untuk pemeriksaan lebih lanjut jika tanda-tanda berikut ini dilihat semakin ke tingkat yang memprihatinkan:
1. Melakukan perilaku berulang
Echolalia, suatu kondisi di mana seseorang secara berlebihan mengulang kata atau frasa yang sama, dianggap sebagai tanda umum pada anak-anak autistik.
Pergerakan tubuh berulang mungkin termasuk bertepuk tangan, mengayun-ayunkan tubuh mereka, atau berputar-putar.
BACA JUGA: Kenalkan Toilet Training Pada Anak Autis Dengan Mudah, Menggunakan Aplikasi Ini!
Menurut penelitian, perilaku seperti itu terjadi karena mereka cenderung terlalu mengaktifkan sistem penghargaan otak.
Secara umum, anak-anak dengan gangguan spektrum mungkin mengadopsi minat obsesif tertentu dan perilaku "ritualistik" seperti bermain dengan mainan dengan cara yang sama setiap waktu.
2. Masalah dengan komunikasi
Menurut National Institutes of Health (NIH), anak-anak autis mungkin mengalami "kemajuan yang tidak merata" dalam kemampuan bahasa mereka.
Misalnya, beberapa orang mungkin mengembangkan kemampuan bahasa pada usia muda tetapi kemudian kehilangan mereka nantinya.
Penggunaan kata ganti juga bisa membingungkan bagi anak. Misalnya, ketika mereka bermaksud mengatakan "Saya", mereka mungkin mengatakan "Anda" sebagai gantinya.
BACA JUGA: Sebelum Mencoba Yoga di Rumah, Simak Tips Ini untuk Pemula Moms!
"Seringkali, anak-anak dengan ASD yang dapat berbicara akan mengatakan hal-hal yang tidak memiliki makna atau yang tidak berhubungan dengan percakapan yang mereka miliki dengan orang lain," kata NIH di situs web mereka.
Selain masalah komunikasi verbal, mereka mungkin juga berjuang dengan menggunakan gerakan, tetap pada topik, mengidentifikasi sarkasme atau menanggapi isyarat sosial.
3. Penarikan sosial dan reaksi ekstrim
Anak-anak autis mungkin tidak dapat menanggapi nama mereka bahkan pada ulang tahun pertama mereka.
Penarikan sosial adalah kemungkinan "bendera merah" lainnya karena mereka mungkin menghindari kontak mata dan lebih suka sendirian sepanjang waktu.
BACA JUGA: Urine Terasa Panas? Hati-hati Bisa Jadi Infeksi Miss V, Kenali Gejalanya!
Kontak fisik juga bisa sangat sulit bagi mereka untuk ditangani, menuntun mereka untuk menghindarinya atau memiliki reaksi ekstrem terhadapnya.
Ketika mereka semakin tua, mereka mungkin tidak memiliki kemampuan untuk memahami emosi dan perasaan orang lain, yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada masalah sosial yang tidak diinginkan.
4. Distress karena perubahan
"Perubahan, terutama perubahan tak terduga, bisa sangat menegangkan bagi anak-anak penyandang Autism Spectrum Disorder (ASD)," jelas Dr. Karen Barnes, seorang psikolog klinis di Seattle Children's Hospital di Washington.
BACA JUGA: [GloryStory] Anak Demam Batuk Pilek, Kapan Harus Dibawa ke Dokter?
"Anak-anak dengan ASD sering lebih suka memiliki rasa struktur dan tahu apa yang diharapkan pada siang hari dan kegiatan apa yang akan mereka lakukan dan kapan," tambahnya.
Perubahan spontan atau gangguan rutin dapat menyebabkan ledakan, kehancuran, dan bahkan serangan panik.
Source | : | Medical Daily |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR