Nakita.id - Saat ini Tanah Air memang masih bergotong royong melawan wabah virus corona.
Bahkan sejumlah ahli maupun ilmuwan di Indonesia sedang melakukan sederet uji coba.
Uji coba itu dimaksudkan untuk mempercepat mendapat jalan keluar atas pandemi corona ini.
Salah satunya adalah dengan melakukan uji coba terhadap obat Covid-19.
Seperti diketahui, sampai detik ini belum ada obat maupun vaksin yang spesifik untuk pasien positif corona.
Dikabarkan Nakita.id sebelumnya, Direktur Lembaga Molekuler Eijkmen, Profesor Amin Soebandrio menjelaskan soal pengembangan plasma darah.
Plasma darah diklaim bisa jadi salah satu obat untuk pasien positif Covid-19 yang sedang dalam keadaan kritis.
Plasma darah tersebut diambil dari pasien positif corona yang telah sembuh.
Amin Soebandrio juga memaparkan proses yang akan dilakukan untuk mengambil plasma darah.
"Jadi, mereka yang sudah sembuh bersedia mendonorkan plasmanya, maka oleh PMI akan diproses diambil darahnya, plasmanya akan diambil kemudian selnya akan dikembalikan ke tubuh si pasien lagi dengan alat khusus.
"Atau bisa diambil darahnya secara keseluruhan, kemudian plasmanya dipisahkan dan plasma itu akan diuji dulu, tidak mengandung virus, dia memiliki antibodi yang cukup.
"Nah, apabila nanti udah dinyatakan aman, plasma itu akan diberikan kepada pasien, itu pasien juga harus diseleksi oleh dokter yang merawat, apabila memang dibutuhkan dan juga cocok dengan plasma donor," jelas Amin Soebandrio dikutip dari kanal YouTube 'Official iNews' (18/4/2020).
Gayung bersambut, Palang Merah Indonesia juga menyetujui rencana penelitian terhadap plasma darah untuk pasien Covid-19.
Demi menemukan titik terang atas wabah corona ini, PMI, Lembaga Molekuler Eijkmen, dan Pemda DKI Jakarta bertekad melakukan penelitian terhadap plasma darah yang dipakai untuk terapi imun.
Jusuf Kalla selaku ketua Palang Merah Indonesia juga mengizinkan Lembaga Molekuler Eijkmen untuk menggunakan fasilitasnya.
PMI menyediakan fasilitas pengolahan plasma di 15 kota di Indonesia.
Sebagai informasi, Amin Soebandrio juga menuturkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini sekitar 2-3 minggu.
Setelah itu, terapi imun dengan plasma darah tersebut bisa diberikan pada pasien positif Covid-19 yang dalam kondisi kritis.
Baca Juga: Cara Kreatif Enno Lerian Agar Anak Tetap Seru Saat di Rumah dengan Lakukan Kegiatan Menyenangkan Ini
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR