Tak main-main, ia bahkan mengatakan jika China sebenarnya memiliki kasus virus corona empat kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan apa yang ditampilkan.
Mengutip dari Asia News via Tribunnews.com, saat gelombang pertama virus corona pada Februari terjadi di China, dikatakan setidaknya ada 232.000 ribu orang yang terjangkit.
Menurutnya, otoritas kesehatan Tiongkok menggunakan defisini kasus yang sangat sempit pada awal krisis.
Seandainya digunakan sejak awal, para peneliti mengatakan, jumlah kasus yang dicatat pada 20 Februari, di puncak pandemi, akan mencapai 232.000 ribu orang.
"Kami memperkirakan pada 20 Februari 2020, akan ada 232.000 kasus yang dikonfirmasi di Tiongkong sebagai lawan dari 55.508 kasus yang dikonfirmasi dilaporkan," ujar penulis seperti dikutip dari The Guardian.
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
Source | : | The Guardian,Tribunnews.com,Worldometers,Asia News |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR