Nakita.id – Sebagai negara yang pertama kali diserang virus corona, kini China telah bernapas lega.
Setelah beberapa bulan berjuang, negara ‘Tirai Bambu’ ini disebut-sebut berhasil memerangi wabah virus corona.
Tak heran bila China mendapat julukan tersebut.
Pasalnya, mengutip dari Worldometers per Jumat (24/4/2020) siang, dari 82.804 kasus, sebanyak 77.257 orang telah dinyatakan sembuh.
Namun, di tengah kebahagiaan tersebut, kini China diterpa isu tak sedap.
Seorang ilmuwan asal Hong Kong secara blak-blakan menyebut data jumlah kasus virus corona di China tidaklah sama dengan apa yang dilaporkan pada publik.
Tak main-main, ia bahkan mengatakan jika China sebenarnya memiliki kasus virus corona empat kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan apa yang ditampilkan.
Mengutip dari Asia News via Tribunnews.com, saat gelombang pertama virus corona pada Februari terjadi di China, dikatakan setidaknya ada 232.000 ribu orang yang terjangkit.
Menurutnya, otoritas kesehatan Tiongkok menggunakan defisini kasus yang sangat sempit pada awal krisis.
Seandainya digunakan sejak awal, para peneliti mengatakan, jumlah kasus yang dicatat pada 20 Februari, di puncak pandemi, akan mencapai 232.000 ribu orang.
"Kami memperkirakan pada 20 Februari 2020, akan ada 232.000 kasus yang dikonfirmasi di Tiongkong sebagai lawan dari 55.508 kasus yang dikonfirmasi dilaporkan," ujar penulis seperti dikutip dari The Guardian.
Seperti diketahui, sejak virus corona muncul, China kerap kali dituding oleh negara lain telah berbohong tentang angka-angka yang terkait dengan pandemi.
Tak hanya itu, China juga dituduh menutup-nutupi asal muasal serta penyebaran virus corona ini.
Bagaimana menurut Moms?
Source | : | The Guardian,Tribunnews.com,Worldometers,Asia News |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR