Nakita.id- Setiap perempuan tentu pernah mengalami sindrom pramenstruasi (PMS) atau mengalami perubahan mood secara tiba – tiba dan emosi yang susah dikendalikan.
Hal tersebut dapat terjadi karena perubahan hormon yang terjadi di dalam tubuh sebelum masa menstruasi.
Menurut Carol Livoti,MD pasang surut emosi yang disebabkan PMS akan terjadi satu hingga dua minggu sebelum menstruasi, dan akan berhenti satu atau dua hari setelah menstruasi dimulai.
Baca juga :Sebulan Lebih Menikah, Mytha Lestari Ungkap Tanda-tanda Kehamilan?
Antara 3% hingga 8% perempuan memiliki kondisi yang lebih parah, yang disebut dysphoric pramenstruasi (PMDD).
Perempuan ini cenderung mengalami depresi berat satu hingga dua minggu sebelum menstruasi.
Menurut Livoti, gejala yang ditimbulkan PMDD yang utama adalah depresi berat dan iritasi ekstrem sedangkan PMS akan hanya memberikan dampak yang lebih ringan seperti sakit fisik dan mudah emosi.
Wanita yang memiliki riwayat depresi keluarga atau yang sebelumnya pernah mengalami depresi pasca melahirkan berisiko tinggi terhadap PMDD.
Baca juga :Tak Cukup Susu Formula, Popok Bayi Palsu Juga Beredar di Malaysia!
Tak disangka bahwa PMDD sudah terdaftar dalam penyakit mental American Psychiatric Association (Manual Diagnostik dan Statistik Mental Disorders).
Untuk didiagnosis dengan PMDD, seorang wanita harus memiliki setidaknya lima dari gejala berikut sepanjang masa menstruasi:
1. Kesedihan atau keputusasaan mendalam, dengan kemungkinan pikiran untuk bunuh diri.
2. Lekas marah walaupun terhadap orang yang dicintainya
3. Selalu merasa cemas dan tegang
4. Panik berlebihan
5. Mudah menangis tiba-tiba tanpa sebab
6. Tidak tertarik dalam aktivitas dan hubungan sehari – hari
7. Kesulitan berpikir atau fokus
8. Sering lepas kendali
9. Merasa lelah terus-menerus
10.Mengidam makanan atau makan berlebihan
Source | : | everydayhealth.com |
Penulis | : | Dian Noviana Ertanti |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR